Kontraindikasi dan Peringatan Tacrolimus
Kontraindikasi pemberian tacrolimus adalah pasien dengan riwayat hipersensitivitas. Peringatan yang harus diwaspadai adalah kondisi sistem imun pasien yang menjadi rendah, karena tacrolimus merupakan imunosupresan.[5-9]
Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan tacrolimus adalah pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap makrolida, karena tacrolimus merupakan golongan obat makrolida. Selain itu juga pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap komponen dari formulasi tacrolimus, yaitu minyak kastor.[5-9]
Penggunaan tacrolimus perlu diwaspadai timbulnya reaksi hipersensitivitas, terutama pemberian injeksi intravena, karena formulasinya mengandung polyoxyl 60 hydrogenated castor oil (HCO-60). Pemberian tacrolimus intravena dibatasi hanya pada pasien yang tidak bisa mengonsumsi obat peroral. Jika harus diberikan secara intravena, maka pasien wajib dipantau ketat selama 30 menit pertama setelah pemberian, dan selanjutnya dipantau berkala.[5-9]
Peringatan
Pasien setelah tindakan transplantasi, sepertiĀ transplantasi ginjal atau transplantasi hati, harus diberikan tacrolimus setiap hari selama 6 bulan. Tacrolimus yang memiliki efek penekanan sistem imun dapat menyebabkan pasien mengalami infeksi. Penting untuk memantau munculnya tanda infeksi agar tidak menjadi serius.[5-9]
Perlu kehati-hatian pemberian tacrolimus pada pasien dengan gangguan fungsi hati karena pengurangan eliminasi dan pemanjangan waktu paruh obat. Demikian juga pada pasien gangguan fungsi ginjal karena tacrolimus berpotensi nefrotoksik.[6]
Peringatan penggunaan tacrolimus topikal termasuk efek obat dan risiko efek samping. Jika muncul efek samping obat atau kondisi dermatitis atopik tidak membaik setelah penggunaan selama 2 atau 3 minggu, maka penggunaan salep tacrolimus harus ditinjau ulang oleh dokter yang memberikan terapi.[5-7]
Pasien yang menggunakan obat tacrolimus, baik sistemik maupun topikal, lebih sensitif terhadap sinar matahari. Pasien dianjurkan untuk menggunakan tabir surya saat bepergian. Penggunaan obat jangan diberhentikan tanpa sepengetahuan dokter yang memberikan terapi.[3-5]