Efek Samping dan Interaksi Obat Tacrolimus
Efek samping tacrolimus sistemik yang pernah dilaporkan di antaranya pusing, lemas, nyeri otot, bahkan demam. Sedangkan efek samping tacrolimus topikal kulit yang sering timbul adalah rasa tersengat, terbakar, dan iritasi. Interaksi obat tacrolimus yang harus diperhatikan khususnya penggunaan bersama dengan aminoglikosida, vancomycin, kotrimoksazol, dan acyclovir yang dapat menimbulkan gangguan ginjal dan sistem saraf.[5,6]
Efek Samping
Penggunaan tacrolimus sistemik, baik sediaan tablet peroral dan injeksi intravena dapat menyebabkan efek samping. Efek samping yang paling umum adalah:
- Disorientasi, tremor, pusing, kelelahan dan kelemahan yang tidak biasa
- Batuk, pilek
- Demam, nyeri otot atau sendi
- Ruam kulit, pendarahan yang tidak biasa atau mudah memar
- Mual, muntah, nyeri perut, diare, nafsu makan menurun
- Sering buang air kecil, infeksi saluran kencing
Depresi, sulit tidur[5-9]
Efek samping yang jarang terjadi, tetapi memiliki gejala dan tanda yang lebih serius adalah:
- Pandangan kabur
- Mati rasa atau nyeri pada kaki, lebih sensitif terhadap nyeri
- Nyeri dada, hipertensi
- Hiperglikemia, diabetes mellitus
- Gangguan elektrolit, seperti penurunan atau peningkatan magnesium, fosfat, dan kalium[5-9]
Sedangkan efek samping penggunaan tacrolimus topikal kulit adalah:
- Rasa tersengat, terbakar, gatal, kemerahan, dan iritasi kulit
- Akne vulgaris
- Kulit lebih sensitif terhadap temperatur panas dan dingin
- Bengkak atau infeksi pada folikel rambut[5-7]
Interaksi Obat
Beberapa obat yang dapat berinteraksi jika diberikan bersama dengan tacrolimus, yaitu:
- Meningkatkan kadar tacrolimus dalam darah: antivirus hepatitis C dan HIV seperti interferon atau analog nukleosida; antijamur seperti golongan azole; antasida dan metoclopramide
- Menurunkan kadar tacrolimus dalam darah: rifampicin, metamizole, carbamazepine, dan isoniazid
- Menimbulkan gangguan pada ginjal dan sistem saraf: obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau aspirin; antibiotik seperti aminoglycoside, vancomycin, kotrimoksazol; dan antivirus seperti ganciclovir, acyclovir
- Menimbulkan risiko hiperkalemia: obat diuretik seperti thiazide, furosemide, atau spironolactone
- Vaksinasi hidup, seperti vaksin mumps measles rubella (MMR), vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG), vaksin polio peroral, dan vaksin influenza tidak boleh diberikan bersamaan dengan tacrolimus karena obat dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh yang membuat vaksin tidak dapat bekerja secara efektif[4,5-9]