Farmakologi Kalsium Folinat
Kalsium folinat banyak digunakan untuk mengatasi efek toksisitas dari obat-obatan yang bekerja sebagai antagonis dari asam folat. Kalsium folinat bekerja sebagai inhibitor kompetitif, koenzim berbagai metabolisme, dan juga dapat mempengaruhi kerja dari enzim.
Kalsium folinat merupakan terapi lini pertama antidotum dari terapi sitotoksik methotrexate. Efek terapi:
- Mengurangi efek toksisitas dari methotrexate dengan bekerja aktif sebagai koenzim pada sintesis purin dan timidin yang merupakan bahan sintesis DNA[1-5,8]
- Antidotum dari terapi overdosis methotrexate dengan bekerja sebagai inhibitor kompetitif dari transport methotrexate ke dalam sel[1,5]
- Meningkatkan efek terapi dari 5-fluorouracil dengan menstabilkan ikatan 5-fluorouracil terhadap timidilate sintetase yang merupakan kerja utama dari 5-fluorouracil[1,4-5,7]
- Memperbaiki anemia megaloblastik dengan memperbaiki sintesis DNA yang defektif akibat defisiensi sintesis timidilate yang disebabkan defisiensi asam folat[4,7]
- Sebagai pencegahan dan terapi terapeutik pada defisiensi folat dimana terjadi malasorbsi berat dan membutuhkan terapi nutrisi parenteral[4]
Farmakodinamik
Kalsium folinat merupakan garam kalsium dari 5-formyl tetrahidrofolic acid, yang merupakan bentuk metabolit aktif dari asam folinik dan merupakan koenzim dalam sintesis DNA.[4]
Kalsium folinat pada umumnya digunakan sebagai rescue therapy pada terapi sitotoksik yang bekerja sebagai antagonis folat seperti methotrexate. Pemberian kalsium folinat dapat meminimalisir efek toksisitas dan menetralkan efek dari antagonis folat secara inhibitor kompetitif. Kalsium folinat dan antagonis folat menggunakan karier transport membran yang sama sehingga secara kompetitif akan menghambat transport antagonis folat kedalam sel.[4]
Asam folat bentuk aktif merupakan koenzim dari berbagai metabolisme dan dibutuhkan untuk terjadinya sintesis purin dan timidin untuk sintesis DNA, serta pada sintesis protein. Pemberian methotrexate menghambat enzim dihidrofolat reduktase yang berfungsi untuk mengonversi asam folat menjadi tetrahidrofolat (bentuk aktif dari asam folat). Kalsium folinat merupakan reduksi dari asam folat yang tidak lagi memerlukan enzim dihidrolate-reduktase untuk menjadi aktif sehingga dapat langsung bekerja sebagai koenzim metabolisme.[1-4]
Kalsium folinat juga diberikan secara kombinasi dengan terapi sitotoksik 5-fluorouracil dengan tujuan untuk meningkatkan efek terapi. 5-fluorouracil bekerja dengan menghambat timidilate sintase yang merupakan enzim utama dalam biosintesis pirimidin. Kalsium folinat menstabilkan ikatan dari 5-fluorouracil terhadap enzim timidilate sintase sehingga akan meningkatkan efek dari 5-fluorouracil.[1,4-5,7]
Farmakokinetik
Kalsium folinat tersedia dalam tablet dan injeksi. Pemberian kalsium folinat dapat peroral, injeksi intramuskular, dan injeksi intravena.
Absorbsi
Injeksi intramuskular memiliki bioavailabilitas yang setara dengan pemberian melalui injeksi intravena, dengan konsentrasi puncak yang lebih rendah. Konsentrasi puncak dari total folat tereduksi setelah pemberian intravena mencapai 897-1625 ng/ml dalam 10 menit, sedangkan pada pemberian intramuskular mencapai 240-725 ng/ml dalam 52 menit.[1,2,8,14]
Kalsium folinat yang diberikan secara per oral dapat diabsorpsi dengan baik hingga mencapai 90%. Konsentrasi puncak dari total folat tereduksi dalam serum setelah pemberian kalsium folinat per oral mencapai 160-550 ng/mL dan tercapai dalam 2 jam. Bioavaibilitas dari kalsium folinat mencapai 97% pada dosis 25 mg dan semakin menurun seiring dengan peningkatan dosis.[1,5,8,14]
Konsentrasi puncak pada pemberian peroral lebih rendah bila dibandingkan dengan pemberian parenteral (injeksi intramuskular dan intravena), namun kadar total dari asam folinik dan metabolitnya relatif sama.[1]
Distribusi
Kalsium folinat terdistribusi ke seluruh jaringan tubuh, terutama terkonsentrasi pada cairan serebrospinal dan hepar.[1,5,8]
Metabolisme
Kalsium folinat merupakan bentuk yang aktif secara metabolik. Kalsium folinat dimetabolisme secara aktif pada hepar dan mukosa intestinal menjadi 5-metiltetrahidrofolat.[4,5,8]
Eliminasi
Kalsium folinat diekskresikan 80-90% melalui urine dalam bentuk metabolit inaktif, 5-8% diekskresikan melalui feses. Total terminal half-life dari metabolit aktif pada pemberian secara injeksi baik intramuskular maupun intravena mencapai 6 jam, sedangkan pada pemberian per oral mencapai 5 jam.[4,5,8]
Resistensi
Resistensi terhadap methotrexate akibat penurunan membran transport dapat menyebabkan resistensi terhadap kalsium folinat.[4]