Pengawasan Klinis Kalsium Folinat
Secara umum, pengawasan klinis dari penggunaan kalsium folinat terkait dengan indikasi pemberian terapi obat ini bersamaan dengan obat lainnya.
Terapi Kombinasi Methotrexate dan Kalsium Folinat
Beberapa pengawasan klinis yang perlu dilaksanakan sebagai berikut:
Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Serum kreatinin diperiksa minimal 1 hari sekali. Pada terapi overdosis methotrexate, bila didapatkan kenaikan serum kreatinin ≥50% di atas baseline dalam 24 jam setelah pemberian methotrexate, maka dosis leucovorin perlu ditingkatkan. Pemeriksaan dilaksanakan selama terapi hingga kadar methotrexate <0.5 ?/L[1,8,17]
Pemeriksaan Kadar Serum Methotrexate
Kadar serum methotrexate diperiksa minimal 1 hari sekali. Pemeriksaan dilaksanakan selama terapi hingga kadar methotrexate <0.5 ?/L[1,8,17]
Pemeriksaan Urinalisis
pH urine, terutama pada kasus overdosis methotrexate dan delayed excretion dengan target pH ≥7.0. Pemeriksaan dilaksanakan selama terapi hingga kadar methotrexate <0.5 mikromol/L[1,8,17]
Terapi Kombinasi 5-fluorouracil dan Kalsium Folinat
Beberapa pengawasan klinis yang perlu dilaksanakan pada terapi kombinasi 5-fluorouracil dan kalsium folinat adalah:
Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan darah perifer lengkap diperlukan pada setiap awal sesi terapi; setiap minggu pada 2 sesi pertama; dan pada akhir semua sesi. Bila didapatkan gejala stomatitis berat, toksisitas gastrointestinal disertai dengan kadar leukosit 1.000-1.900/mm3 atau kadar platelet 25.000-75.000/mm3, dosis terapi diturunkan 20%. Bila didapatkan toksisitas gastrointestinal berat disertai kadar leukosit <1.000/mm3 atau kadar platelet <25.000/mm3, dosis terapi diturunkan 30%.[1,8,19]
Pemeriksaan Serum Elektrolit
Pemeriksaan elektrolit (terutama kalsium) diperlukan pada setiap awal sesi terapi pada 3 sesi pertama dan pada setiap akhir sesi. Penurunan kadar vitamin D akibat terapi dengan asam folinik dapat menyebabkan terjadinya hipokalsemia.[1,8,22]
Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan tes fungsi hati diperlukan pada setiap awal sesi terapi pada 3 sesi pertama dan pada setiap akhir sesi. Pemeriksaan yang diperlukan untuk menilai fungsi sintesis (serum albumin dan prothrombin time), jejas hepatoseluler (kadar aspartat aminotransferase dan alanin transferase), kolestasis (alkaline fosfatase, gamma glutamyltransferase, dan kadar bilirubin).[1,8,20]
Tabel 4. Kriteria Toksisitas Hepatic Adverse Events Berdasarkan National Cancer Institute
Parameter laboratoris | Derajat I (Ringan) | Derajat II (Sedang) | Derajat III (Berat) | Derajat IV (Mengancam Jiwa) |
AST, ALT, ALP, dan ɤ-GT | >ULN (upper limits of normal) – 2.5x ULN | >2.5-5.0 x ULN | >5.0-20 x ULN | >20 x ULN |
Bilirubin total | >ULN – 1.5 x ULN | >1.5-3.0 x ULN | >3.0-8.0 x ULN | >8 x ULN |
Sumber: dr. Vania, 2020[20]
Terapi Anemia Megaloblastik Akibat Defisiensi Asam Folat
Sebelum pemberian terapi dengan indikasi anemia megaloblastik, diperlukan pemeriksaan untuk mengeksklusi adanya defisiensi vitamin B12 antara lain:
- Pemeriksaan serum cobalamin <200 pg/ml menandakan adanya defisiensi
- Pemeriksaan serum cobalamin 200-300 pg/ml memerlukan pemeriksaan lanjutan yakni methylmalonic acid (MMA) dan homosistein. Kadar MMA normal adalah 70-270 mmol/L dan kadar homosistein normal 5-14 mmol/L. bila didapatkan peningkatan MMA dan homosistein maka diagnosis defisiensi cobalamin dapat ditegakkan[21]
Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan darah perifer lengkap disertai retikulosit. Retikulositosis terjadi dalam 3-5 hari dan mencapai puncak pada 4-10 hari. Kadar haemoglobin diharapkan meningkat 1 g/dl setiap minggu dan mencapai kadar normal dalam 2 bulan.
Pemeriksaan Serum Elektrolit
Pemeriksaan serum elektrolit (terutama kalium). Pemberian suplementasi kalium bila didapatkan hipokalemia akibat peningkatan eritropoeisis.
Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan bilirubin indirek, laktat dehidrogenase (LDH), dan serum feritin. Didapatkan penurunan dari bilirubin dan LDH bersamaan dengan retikulositosis dalam 3-5 hari.[19,21]