Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Mesna
Penggunaan mesna pada kehamilan termasuk dalam kategori B oleh FDA dan B1 oleh TGA, tetapi data mengenai penggunaan mesna pada ibu menyusui masih terbatas. Saat ini belum diketahui apakah mesna dapat diekskresikan melalui ASI atau tidak.
Penggunaan pada Kehamilan
Mesna termasuk dalam kategori B menurut FDA. Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[1]
Menurut TGA, mesna masuk ke dalam kategori B1. Artinya, tidak ada studi yang adekuat dan terkontrol pada wanita hamil. Karena studi pada hewan tidak selalu dapat memprediksi respon yang sama pada manusia, mesna harus digunakan saat kehamilan hanya pada keadaan manfaat melebihi risiko yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan fetus.[9]
Rendahnya berat molekul mesna memungkinkan obat ini melewati plasenta, tetapi eliminasi dan metabolisme yang cepat menyebabkan kemungkinan paparan mesna terhadap janin minimal. Pemberian mesna selama kehamilan harus benar–benar dipertimbangkan kerugian dan manfaatnya mengingat studi pada hewan tidak selalu memberikan respon yang sama pada manusia.[1,3]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Data mengenai ekskresi mesna melalui ASI masih terbatas. Akan tetapi, kandungan benzyl alcohol yang terdapat dalam formulasi mesna injeksi mungkin dapat masuk ke ASI. Benzyl alcohol dikaitkan dengan efek samping signifikan bila diberikan pada anak yaitu terjadinya gasping syndrome (depresi sistem saraf pusat, asidosis metabolik, dan gasping) bila diberikan lebih dari 99 mg/kg/hari.[1,2]
Terdapat juga gejala lain seperti kejang, perdarahan intrakranial, kelainan hematologi, gagal hati, dan gagal ginjal. Paparan terhadap bayi melalui ASI mungkin minimal, karena metabolisme yang cepat, tetapi sebaiknya dihindari. Bila mesna harus diberikan, ibu menyusui sebaiknya tidak memberikan ASI pada bayi selama kemoterapi sampai dengan 1 minggu setelah dosis terakhir.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli