Efek Samping dan Interaksi Obat Siklofosfamid
Siklofosfamid berpotensi menimbulkan beberapa efek samping, seperti mielosupresi, urotoksisitas, kardiotoksisitas, hingga keganasan sekunder. Interaksi obat terutama berupa peningkatan risiko terjadinya efek samping tersebut.[2,6]
Efek Samping
Efek samping siklofosfamid dapat dibagi berdasarkan sistem organ yang terlibat. Berikut adalah potensi efek samping terapi siklofosfamid dengan kejadian >1% dan bermakna secara klinis :
- Sumsum tulang: Mielosupresi (pansitopenia), reversibel dalam 17-28 hari setelah terapi dihentikan
- Kardiovaskuler: Disfungsi kardiak, terutama pada penggunaan siklofosfamid dosis tinggi (60 mg/kgBB per hari atau 120-270 mg/kgBB selama beberapa hari)
- Gastrointestinal: Mual muntah. Efek samping ini bersifat dose dependent, terjadi pada >90% pasien yang mendapat dosis 1500 mg/m2
- Urogenital: Sistitis hemoragik. Efek samping ini terjadi pada 40% pasien, berpotensi fatal pada pasien yang mendapat terapi dosis tinggi atau terapi jangka panjang[2,6,11]
Interaksi Obat
Interaksi obat siklofosfamid berupa peningkatan potensi toksisitas siklofosfamid. Interaksi obat ini terjadi pada penggunaan bersama dengan obat-obat berikut ini :
- Obat golongan inhibitor protease, misalnya ampenavir, indinavir, atau ritonavir
- Obat yang memiliki potensi hematotoksisitas, misalnya natalizumab, paclitaxel, zidovudin, diuretik thiazide misalnya hydrochlorothiazide atau indapamide, dan obat golongan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) misalnya captopril atau lisinopril,
- Obat yang memiliki potensi kardiotoksisitas yaitu cytarabine, pentostatin, trastuzumab, dan obat golongan anthracycline seperti doxorubicin atau epirubicin.
Interaksi peningkatan potensi kardiotoksisitas dan sistitis hemoragik juga dapat terjadi pada pasien yang mendapat radioterapi pada area dada.[6,11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja