Kontraindikasi dan Peringatan Siklofosfamid
Kontraindikasi pemberian siklofosfamid adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat tersebut dan pada pasien dengan kecurigaan obstruksi saluran kemih. Peringatan terutama ditujukan pada tenaga kesehatan untuk menggunakan alat pelindung diri sehingga terhindar dari risiko akibat paparan obat ini.[6,11]
Kontraindikasi
Pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat siklofosfamid dikontraindikasikan untuk menggunakan obat ini. Riwayat hipersensitivitas dengan obat antineoplastik golongan alkylating agent lainnya misalnya klorambusil, cisplatin, atau busulfan harus diperhatikan mengingat kejadian cross-sensitivity dapat terjadi.
Pasien dengan obstruksi aliran urine, gangguan hepar dan ginjal derajat berat, serta dalam keadaan mielosupresi juga dikontraindikasikan menggunakan siklofosfamid.
Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa pasien yang sedang dalam keadaan infeksi aktif, terutama infeksi varisela, tidak direkomendasikan untuk mendapat terapi obat ini. Hubungan infeksi varisela dan penggunaan siklofosfamid tidak dipaparkan secara jelas.[6,11]
Peringatan
Pemberian siklofosfamid, seperti juga pemberian agen sitostatik lainnya, harus diperhatikan mengingat kemungkinan paparan terhadap partikel obat. Tenaga kesehatan yang bertugas menangani penyimpanan dan pemberian siklofosfamid harus diberikan peringatan pentingnya pemakaian alat pelindung diri yang sesuai.
Peringatan lainnya terkait penggunaan siklofosfamid pada pasien dengan kondisi tertentu, dijabarkan sebagai berikut.
Mielosupresi (Pansitopenia)
Waspadai bahaya sepsis dan syok septik dari infeksi aktif maupun infeksi laten yang berpotensi mengalami reaktivasi. Profilaksis antibiotik dapat dipertimbangkan sebelum memulai terapi.
Penyakit Urogenital
Kecurigaan adanya obstruksi harus disingkirkan sebelum memulai terapi. Bila timbul efek samping sistitis disertai perdarahan yang berat, pertimbangkan menghentikan terapi.
Penyakit Jantung
Waspadai peningkatan potensi kardiotoksisitas pada pemberian siklofosfamid dosis tinggi, pasien usia lanjut, riwayat radioterapi area dada, atau pasien dengan kondisi penyakit jantung sebelumnya.
Penyakit Paru
Kondisi seperti pneumonitis, fibrosis paru, dan gagal napas pernah dilaporkan terjadi meski awitannya lambat (> 6 bulan).
Keganasan Sekunder
Siklofosfamid bersifat genotoksik dan kejadian keganasan sekunder seperti penyakit myelodisplasia, leukemia, dan kanker tiroid pernah dilaporkan. Risiko kanker kandung kemih dapat diminimalisir dengan pencegahan dan kontrol kejadian sistitis.
Infertilitas
Potensi sterilitas tergantung dari dosis dan durasi pemberian obat, serta kondisi fungsi reproduksi saat dimulainya terapi. Risiko ini harus dikomunikasikan pada pasien.[3,6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja