Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Arginine
Penggunaan arginine pada ibu hamil dan menyusui memiliki data studi yang terbatas, sehingga pemberiannya harus menimbang manfaat serta risiko terhadap ibu dan bayi. Arginine telah dilaporkan terdistribusi ke ASI.[1,5,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Suplementasi arginine telah menunjukkan efek menguntungkan pada wanita dengan hipertensi dan pasien yang berisiko mengalami preeklampsia. Namun, karena data mengenai keamanan dan kemanjuran pada kehamilan masih sangat terbatas, arginine sebaiknya hanya digunakan dengan menimbang adanya alternatif terapi lain, potensi manfaat, dan risiko pada ibu dan janin.
FDA memasukkan arginine dalam Kategori B. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[6,14,15]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Arginine diketahui didistribusikan ke dalam ASI. Meski demikian, studi yang tersedia terkait seberapa signifikan konsentrasi arginine dalam ASI dan infant yang menyusu ataupun bagaimana pengaruhnya terhadap infant tersebut masih sangat terbatas. Secara umum, penggunaan arginine pada ibu menyusui diduga tidak memiliki efek yang merugikan pada infant. Sebelum memutuskan menghentikan menyusui atau menghentikan terapi arginine, dokter perlu mengevaluasi rasio potensi manfaat dan risiko pada ibu dan bayi.[6,12,14]