Pengawasan Klinis Cabergoline
Pengawasan klinis yang perlu dilakukan pada pengguna cabergoline adalah monitoring perbaikan gejala hiperprolaktinemia, ada tidaknya gejala fibrosis ekstrakardiak sebagai efek samping, dan ada tidaknya gejala gangguan katup jantung.[6,10,13-15]
Untuk menilai bagaimana respons pasien terhadap cabergoline, monitoring perburukan maupun perbaikan hiperprolaktinemia. Dokter dapat memeriksa kadar serum prolaktin setiap bulan dan menyesuaikan dosis obat. Ketika meningkatkan dosis, waspadai ada kemungkinan terjadi hipotensi postural. Pemeriksaan fungsi ginjal dan fungsi hati juga sebaiknya dilakukan.[2,6,10]
Penggunaan cabergoline dalam jangka panjang dikaitkan dengan risiko valvulopati atau kelainan katup jantung, sehingga pasien harus dipantau secara berkala. Pemantauan meliputi pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang, misalnya echocardiography. Echocardiography dapat dilakukan setiap 6–12 bulan atau sesuai indikasi klinis bila ada edema, murmur jantung baru, atau dispnea. Bila ada valvulopati terkait cabergoline, obat sebaiknya dihentikan.[6,13,14]
Waspadai juga adanya kemungkinan penyakit fibrosis ekstrakardiak. Fibrosis mungkin terjadi pada pleura dan paru, area perikardial, atau area retroperitoneal. Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen toraks atau CT scan dapat digunakan bila perlu.[2,6,10,13,14]