Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Dydrogesterone
Penggunaan dydrogesterone pada kehamilan diperbolehkan, bahkan obat ini sering digunakan dalam kasus abortus imminens dan abortus habitualis. Keamanan untuk penggunaan ibu menyusui belum diketahui.
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut Food and Drug Administration (FDA), penggunaan progesterone selama kehamilan masuk dalam Kategori B. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil
Sementara itu, Therapeutic Goods Administration (TGA) mengklasifikasikan dydrogesterone dalam Kategori B3 untuk sediaan kombinasi dengan estradiol. Artinya, jumlah pasien hamil dan menyusui yang mengonsumsi obat tersebut masih terbatas; observasi pada pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau risiko lain terhadap janin
Sejak tahun 1977 hingga 2005, terdapat sekitar 10 juta kehamilan yang terpapar dydrogesterone. Data menunjukkan bahwa selama periode tersebut, tidak terdapat peningkatan risiko birth defect. Terdapat laporan 28 kasus kecacatan kongenital yang diduga berhubungan dengan paparan dydrogesterone selama kehamilan, akan tetapi pola hubungannya tidak teridentifikasi.[2,11]
Pada tahun 2008, British Medicines Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA) mendeklarasikan bahwa tidak terdapat masalah keamanan signifikan yang berhubungan dengan penggunaan dydrogesterone, baik untuk ibu maupun janin.[2,12]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum terdapat data mengenai ekskresi dydrogesterone pada ASI. Data dari progestogen lain mengindikasikan bahwa progestogen dan metabolitnya diekskresikan di ASI dalam jumlah kecil, namun belum diketahui apakah terdapat risiko pada bayi yang menyusu.[3,4]