Efek Samping dan Interaksi Obat Levothyroxine
Efek samping levothyroxine atau levotiroksin adalah mudah lelah, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, demam, dan intoleransi terhadap panas. Efek samping juga dapat terjadi akibat overtreatment, yakni berupa keringat berlebihan, palpitasi, dan peningkatan tekanan darah. Interaksi obat bisa terjadi pada penggunaan levothyroxine bersama kolestiramin, antasida, dan sukralfat.
Efek Samping
Efek samping levothyroxine adalah sebagai berikut:
- Umum: rasa mudah lelah, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan, intoleransi terhadap panas, demam, dan keringat berlebihan
- Sistem saraf: sakit kepala, hiperaktivitas, cemas, iritabilitas, labilitas emosional, insomnia, kejang, psikosis
- Muskuloskeletal: tremor, kelemahan otot, spasme otot, miopati, dan penurunan densitas tulang
- Kardiovaskular: palpitasi, aritmia, peningkatan tekanan darah, angina pektoris, infark miokard, gagal jantung, dan henti jantung
- Respirasi: dispnea, takipnea
- Gastrointestinal: diare, muntah, kram abdomen, peningkatan hasil tes fungsi hati
- Dermatologi: rambut rontok, flushing, ruam, telangiektasis, hiperpigmentasi
- Reproduksi: menstruasi, gangguan fertilitas[2,10]
Interaksi Obat
Ada potensi interaksi obat apabila levothyroxine digunakan secara bersamaan dengan obat-obat berikut:
Kalsium karbonat dan ferrous sulfate: membentuk chelate yang tidak dapat larut dengan levothyroxine, sebaiknya levothyroxine dikonsumsi dengan jarak waktu minimal 4 jam
- Sekuestran asam empedu (kolestiramin, kolestipol): dapat mengurangi absorpsi levothyroxine, sebaiknya levothyroxine dikonsumsi dengan jarak minimal 4 jam
Proton pump inhibitor, sukralfat, dan antasida: mengurangi keasaman lambung sehingga mengurangi absorpsi levothyroxine
- Antiepilepsi (fenitoin, karbamazepin, barbiturat): meningkatkan degradasi hepatik levothyroxine sehingga berpotensi meningkatkan kebutuhan levothyroxine[2,10]
Penulisan pertama oleh: dr. Wendy Damar
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur