Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Labetalol annisa-meidina 2024-07-09T14:43:03+07:00 2024-07-09T14:43:03+07:00
Labetalol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Labetalol

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Secara farmakologi, labetalol merupakan antihipertensi golongan antagonis reseptor α1-adrenergik dan reseptor β-adrenergik. Labetalol bersifat antagonis secara non-selektif terhadap reseptor β-adrenergik, dan secara selektif terhadap reseptor α1-adrenergik. Setelah pemberian oral, labetalol memiliki kemampuan pemblokiran beta 3 kali lipat dibandingkan kemampuan pemblokiran alfa. Ini meningkat menjadi 6,9 kali lipat setelah pemberian intravena.[4]

Farmakodinamik                                                                                                                

Mekanisme kerja utama labetalol adalah dengan secara kompetitif memblokir stimulasi reseptor β-adrenergik di dalam miokardium (reseptor β1) dan di dalam otot polos bronkial dan pembuluh darah (reseptor β2), serta reseptor α1 di dalam otot polos pembuluh darah. Selain menghambat akses katekolamin endogen atau eksogen ke reseptor β-adrenergik, labetalol telah terbukti menunjukkan aktivitas agonis β2 intrinsik pada hewan.

Antagonisme reseptor α1-adrenergik menyebabkan vasodilatasi dan penurunan resistensi pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Antagonisme reseptor β1-adrenergik menyebabkan sedikit penurunan denyut jantung, sedangkan antagonisme reseptor β2-adrenergik menyebabkan beberapa efek samping labetalol seperti bronkospasme tetapi hal ini mungkin sedikit dilemahkan oleh antagonisme α1-adrenergik.[4]

Farmakokinetik

Bioavailabilitas labetalol meningkat dengan adanya makanan. Sekitar 50% labetalol berikatan dengan protein. Labetalol dimetabolisme menjadi metabolit glukoronida. Obat ini diekskresikan melalui urin dan feses

Absorpsi

Bioavailabilitas labetalol berkisar antara 11-86%. Makanan dapat meningkat bioavailabilitasnya.

Awitan kerja labetalol oral adalah 20-120 menit, sedangkan labetalol intravena (IV) sekitar 2,5 menit. Waktu yang dibutuhkan labetalol oral 100 mg dan 200 mg untuk mencapai konsentrasi puncak (Tmax) sekitar 20 menit hingga 2 jam.[5,8]

Distribusi

Pada manusia, labetalol dapat menembus sawar plasenta. Sementara itu, studi pada hewan menunjukkan bahwa sangat sedikit labetalol yang bisa melewati sawar darah-otak.

Pada pemberian labetalol intravena, obat ini secara cepat dan ekstensif didistribusikan ke jaringan ekstravaskuler. Sekitar 50% labetalol berikatan dengan protein. Hemodialisis dan peritoneal dialisis hanya mengurangi labetalol di sirkulasi sistemik dalam jumlah sangat kecil (<1%).[3,6,7]

Metabolisme

Metabolisme labetalol terutama terjadi melalui konjugasi menjadi metabolit glukoronida.[3,7]

Eliminasi

Dalam waktu 24 jam pertama setelah pemberian labetalol, sekitar 55-60% dosis labetalol ditemukan di urin sebagai konjugat atau dalam bentuk tidak berubah. Metabolit muncul di plasma dan diekskresikan di urin dan feses. Waktu paruh eliminasi labetalol sekitar 3,5-6,3 jam.[3,7]

Referensi

3. ASHP. Labetalol. 2024. https://www.drugs.com/monograph/labetalol-hydrochloride.html
4. Pubchem. Labetalol. National Library of Medicine. 2024. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/labetalol
5. Drugbank. Labetalol. 2024. https://go.drugbank.com/drugs/DB00598
7. TGA. Australian Product Information Labetalol Sxp (Labetalol Hydrochloride). 2019. https://www.tga.gov.au/product-information-pi
8. Medscape. Labetalol. 2024. https://reference.medscape.com/drug/trandate-labetalol-342359

Pendahuluan Labetalol
Formulasi Labetalol

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
  • Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
    Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
  • Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2025, 19:48
Apakah pasien HT terkontrol dg tensi >180/90 boleh dilakukan vaksinasi meningitis?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah pasien dengan tensi >180/90 boleh dilakukan vaksin meningitis? Atau harus dilakukan penundaan terlebih dahulu, jika iya...
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 13:59
Apakah dokter umum boleh memberikan obat hipertensi pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo Dokter. Saya izin bertanya, ada pasien ibu hamil tensi 150/80mmHgDicek protein urine negatifSebaiknya kami sebagai dokter umum memberikan rujukan poli...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 10:12
CAPTOPRIL SUBLINGUAL VS ORAL
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya pada kasus HT urgensi dengan dispepsia. TD 198/122. Keluhan menyesak di dada. EKG normal. Tatalaksana awal utk menurunkan TD nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.