Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Labetalol annisa-meidina 2024-07-09T14:46:53+07:00 2024-07-09T14:46:53+07:00
Labetalol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Labetalol

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Indikasi labetalol adalah untuk terapi hipertensi, termasuk krisis hipertensi. Obat ini juga digunakan secara off label untuk preeklampsia dan angina pektoris stabil kronik. Dosis yang digunakan berbeda-beda tergantung indikasi dan cara pemberian. Dosis oral umumnya berkisar antara 200-400 mg 2 kali sehari.[3,4]

Hipertensi

Labetalol biasanya tidak digunakan sebagai terapi lini pertama pada kasus hipertensi. Obat ini juga umumnya digunakan bersama dengan obat antihipertensi lain, misalnya amlodipine. Saat memilih obat antihipertensi, pertimbangkan usia pasien, komorbiditas, dan tingkat risiko kardiovaskular.[3,4]

Dosis Dewasa

Pada awal pemberian, labetalol biasanya diberikan 100 mg 2 kali sehari. Selanjutnya, dosis bisa disesuaikan sesuai kebutuhan setiap 2-3 hari, dengan kelipatan 100 mg, sampai respon tekanan darah optimal tercapai.

Produsen obat merekomendasikan dosis pemeliharaan 200-400 mg 2 kali sehari. Produsen obat juga menyatakan bahwa beberapa orang dewasa dengan hipertensi berat mungkin memerlukan hingga 1,2-2,4 g/hari dalam 2-3 dosis terbagi. Meski begitu, dosis labetalol yang umum digunakan secara klinis adalah kisaran 100–400 mg 2 kali sehari. Hal ini karena adanya anggapan bahwa lebih baik menambahkan obat lain daripada terus meningkatkan dosis labetalol.[3]

Dosis Anak (Off Label)

Penggunaan labetalol untuk hipertensi pada anak adalah off label. Beberapa ahli merekomendasikan dosis awal 1–3 mg/kg/hari yang diberikan dalam 2 dosis terbagi. Dosis dapat ditingkatkan seperlunya hingga maksimum 10–12 mg/kg atau 1,2 g/hari, diberikan dalam 2 dosis terbagi.[3]

Pemantauan Tekanan Darah dan Penghentian Terapi

Dalam penanganan hipertensi, diperlukan pemantauan tekanan darah secara rutin, biasanya setiap bulan, selama terapi dan umumnya diperlukan penyesuaian dosis obat antihipertensi hingga tekanan darah terkontrol. Jika respons tekanan darah yang memadai tidak tercapai dengan obat antihipertensi tunggal, maka pertimbangkan penambahan dosis atau jenis obat. Obat kedua sebaiknya memiliki mekanisme kerja komplementer, misalnya diuretic atau antagonis reseptor angiotensin II. Jika target tekanan darah masih belum tercapai, tambahkan obat ketiga.

Untuk penghentian terapi jangka panjang, labetalol sebaiknya tidak dihentikan secara mendadak. Jika terapi akan dihentikan, kurangi dosis secara bertahap selama 1-2 minggu.[3]

Krisis Hipertensi

Labetalol digunakan secara parenteral untuk segera menurunkan tekanan darah pada kasus hipertensi berat atau krisis hipertensi. Labetalol umumnya cocok untuk sebagian besar kasus krisis hipertensi, kecuali bila terdapat gagal jantung akut.[3,4]

Dosis Dewasa

Dosis awal yang dapat digunakan untuk penanganan krisis hipertensi adalah 20 mg, diberikan secara injeksi IV perlahan (lebih dari 2 menit). Dosis tambahan 40 atau 80 mg dengan interval 10 menit dapat diberikan hingga tekanan darah yang diinginkan tercapai atau hingga dosis kumulatif total 300 mg.

Sebagai alternatif injeksi IV, labetalol dapat diberikan melalui infus intravena berkelanjutan. Dosis yang direkomendasikan adalah 2 mg/menit atau 0,4–1 mg/kg/jam. Laju pemberian dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan hingga maksimal 3 mg/kg per jam.[3]

Setelah tekanan darah target tercapai, labetalol dapat diganti menjadi sediaan oral. Dosis awal yang dapat diberikan adalah 200 mg, dilanjutkan dengan dosis tambahan 200-400 mg dalam 6-12 jam, tergantung respon tekanan darah. Selanjutnya, penyesuaian dosis dapat mengikuti pedoman penanganan hipertensi pada umumnya.[3]

Preeklampsia dan Eklampsia (Off Label)

Pada kasus preeklampsia dan eklampsia, labetalol dapat diberikan dalam dosis 10–20 mg melalui injeksi IV, diikuti dengan 20–80 mg setiap 20–30 menit sesuai kebutuhan. Dosis maksimal kumulatif adalah 300 mg.

Sebagai alternatif, labetalol juga dapat diberikan dalam bentuk infus kontinyu. Dosis yang disarankan adalah 1-2 mg/menit.[3]

Angina Pektoris Stabil Kronik (Off Label)

Secara off label, labetalol telah digunakan dalam penanganan jangka panjang angina pektoris stabil kronik. Tidak ada rekomendasi khusus dosis untuk indikasi ini, tetapi umumnya labetalol digunakan dalam dosis 100-200 mg 2 kali sehari per oral.[3,9]

Penyesuaian Dosis

Studi farmakokinetik mengindikasikan bahwa eliminasi labetalol berkurang pada pasien lanjut usia. Meskipun pasien lanjut usia bisa mengawali terapi dengan dosis 100 mg 2 kali sehari, secara umum kelompok pasien ini akan memerlukan dosis yang lebih rendah dibandingkan pasien non-lansia dan dimonitor secara ketat.[6,7]

Referensi

3. ASHP. Labetalol. 2024. https://www.drugs.com/monograph/labetalol-hydrochloride.html
4. Pubchem. Labetalol. National Library of Medicine. 2024. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/labetalol
6. FDA. Labetalol Hydrochloride Tablet. 2024. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2024/018716s036lbl.pdf
7. TGA. Australian Product Information Labetalol Sxp (Labetalol Hydrochloride). 2019. https://www.tga.gov.au/product-information-pi
9. MIMS. Labetalol. 2024. https://www.mims.com/malaysia/drug/info/labetalol/

Formulasi Labetalol
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
    Serba-serbi Pengukuran Tekanan Darah dengan Digital Sphygmomanometer
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
  • Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
    Waktu Optimal Konsumsi Obat Antihipertensi: Pagi atau Malam?
  • Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi ESC 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Maret 2025, 19:48
Apakah pasien HT terkontrol dg tensi >180/90 boleh dilakukan vaksinasi meningitis?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya apakah pasien dengan tensi >180/90 boleh dilakukan vaksin meningitis? Atau harus dilakukan penundaan terlebih dahulu, jika iya...
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 13:59
Apakah dokter umum boleh memberikan obat hipertensi pada ibu hamil
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo Dokter. Saya izin bertanya, ada pasien ibu hamil tensi 150/80mmHgDicek protein urine negatifSebaiknya kami sebagai dokter umum memberikan rujukan poli...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 10:12
CAPTOPRIL SUBLINGUAL VS ORAL
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya pada kasus HT urgensi dengan dispepsia. TD 198/122. Keluhan menyesak di dada. EKG normal. Tatalaksana awal utk menurunkan TD nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.