Indikasi dan Dosis Labetalol
Indikasi labetalol adalah untuk terapi hipertensi, termasuk krisis hipertensi. Obat ini juga digunakan secara off label untuk preeklampsia dan angina pektoris stabil kronik. Dosis yang digunakan berbeda-beda tergantung indikasi dan cara pemberian. Dosis oral umumnya berkisar antara 200-400 mg 2 kali sehari.[3,4]
Hipertensi
Labetalol biasanya tidak digunakan sebagai terapi lini pertama pada kasus hipertensi. Obat ini juga umumnya digunakan bersama dengan obat antihipertensi lain, misalnya amlodipine. Saat memilih obat antihipertensi, pertimbangkan usia pasien, komorbiditas, dan tingkat risiko kardiovaskular.[3,4]
Dosis Dewasa
Pada awal pemberian, labetalol biasanya diberikan 100 mg 2 kali sehari. Selanjutnya, dosis bisa disesuaikan sesuai kebutuhan setiap 2-3 hari, dengan kelipatan 100 mg, sampai respon tekanan darah optimal tercapai.
Produsen obat merekomendasikan dosis pemeliharaan 200-400 mg 2 kali sehari. Produsen obat juga menyatakan bahwa beberapa orang dewasa dengan hipertensi berat mungkin memerlukan hingga 1,2-2,4 g/hari dalam 2-3 dosis terbagi. Meski begitu, dosis labetalol yang umum digunakan secara klinis adalah kisaran 100–400 mg 2 kali sehari. Hal ini karena adanya anggapan bahwa lebih baik menambahkan obat lain daripada terus meningkatkan dosis labetalol.[3]
Dosis Anak (Off Label)
Penggunaan labetalol untuk hipertensi pada anak adalah off label. Beberapa ahli merekomendasikan dosis awal 1–3 mg/kg/hari yang diberikan dalam 2 dosis terbagi. Dosis dapat ditingkatkan seperlunya hingga maksimum 10–12 mg/kg atau 1,2 g/hari, diberikan dalam 2 dosis terbagi.[3]
Pemantauan Tekanan Darah dan Penghentian Terapi
Dalam penanganan hipertensi, diperlukan pemantauan tekanan darah secara rutin, biasanya setiap bulan, selama terapi dan umumnya diperlukan penyesuaian dosis obat antihipertensi hingga tekanan darah terkontrol. Jika respons tekanan darah yang memadai tidak tercapai dengan obat antihipertensi tunggal, maka pertimbangkan penambahan dosis atau jenis obat. Obat kedua sebaiknya memiliki mekanisme kerja komplementer, misalnya diuretic atau antagonis reseptor angiotensin II. Jika target tekanan darah masih belum tercapai, tambahkan obat ketiga.
Untuk penghentian terapi jangka panjang, labetalol sebaiknya tidak dihentikan secara mendadak. Jika terapi akan dihentikan, kurangi dosis secara bertahap selama 1-2 minggu.[3]
Krisis Hipertensi
Labetalol digunakan secara parenteral untuk segera menurunkan tekanan darah pada kasus hipertensi berat atau krisis hipertensi. Labetalol umumnya cocok untuk sebagian besar kasus krisis hipertensi, kecuali bila terdapat gagal jantung akut.[3,4]
Dosis Dewasa
Dosis awal yang dapat digunakan untuk penanganan krisis hipertensi adalah 20 mg, diberikan secara injeksi IV perlahan (lebih dari 2 menit). Dosis tambahan 40 atau 80 mg dengan interval 10 menit dapat diberikan hingga tekanan darah yang diinginkan tercapai atau hingga dosis kumulatif total 300 mg.
Sebagai alternatif injeksi IV, labetalol dapat diberikan melalui infus intravena berkelanjutan. Dosis yang direkomendasikan adalah 2 mg/menit atau 0,4–1 mg/kg/jam. Laju pemberian dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan hingga maksimal 3 mg/kg per jam.[3]
Setelah tekanan darah target tercapai, labetalol dapat diganti menjadi sediaan oral. Dosis awal yang dapat diberikan adalah 200 mg, dilanjutkan dengan dosis tambahan 200-400 mg dalam 6-12 jam, tergantung respon tekanan darah. Selanjutnya, penyesuaian dosis dapat mengikuti pedoman penanganan hipertensi pada umumnya.[3]
Preeklampsia dan Eklampsia (Off Label)
Pada kasus preeklampsia dan eklampsia, labetalol dapat diberikan dalam dosis 10–20 mg melalui injeksi IV, diikuti dengan 20–80 mg setiap 20–30 menit sesuai kebutuhan. Dosis maksimal kumulatif adalah 300 mg.
Sebagai alternatif, labetalol juga dapat diberikan dalam bentuk infus kontinyu. Dosis yang disarankan adalah 1-2 mg/menit.[3]
Angina Pektoris Stabil Kronik (Off Label)
Secara off label, labetalol telah digunakan dalam penanganan jangka panjang angina pektoris stabil kronik. Tidak ada rekomendasi khusus dosis untuk indikasi ini, tetapi umumnya labetalol digunakan dalam dosis 100-200 mg 2 kali sehari per oral.[3,9]
Penyesuaian Dosis
Studi farmakokinetik mengindikasikan bahwa eliminasi labetalol berkurang pada pasien lanjut usia. Meskipun pasien lanjut usia bisa mengawali terapi dengan dosis 100 mg 2 kali sehari, secara umum kelompok pasien ini akan memerlukan dosis yang lebih rendah dibandingkan pasien non-lansia dan dimonitor secara ketat.[6,7]