Kontraindikasi dan Peringatan Labetalol
Kontraindikasi labetalol adalah penggunaan pada pasien dengan penyakit paru obstruktif, seperti asma, serta pada pasien dengan bradikardia. Peringatan diperlukan pada pasien dengan insufisiensi fungsi jantung karena penggunaan labetalol dapat memperburuk disfungsi jantung.[3,4]
Kontraindikasi
Labetalol kontraindikasi pada pasien dengan penyakit saluran napas obstruktif, seperti asma bronkial. Kontraindikasi lain adalah pada pasien gagal jantung dan pasien dengan blok jantung lebih besar dari derajat pertama.
Labetalol juga dikontraindikasikan pada pasien dengan infark miokard, bradikardia berat, dan kondisi lain yang berhubungan dengan hipotensi berat dan berkepanjangan. Kontraindikasi lainnya adalah penggunaan pada pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas terhadap labetalol atau bahan apa pun dalam formulasi.[3,9]
Peringatan
Perlu diketahui bahwa hipotensi ortostatik berisiko terjadi setidaknya dalam 3 jam setelah mendapat labetalol injeksi. Selain itu, bradikardia hingga henti jantung pernah terjadi pada pasien yang mendapat obat golongan penyekat beta.[3,6]
Gagal Jantung
Pada pasien gagal jantung, labetalol dapat menyebabkan penekanan lebih lanjut terhadap kontraktilitas miokardial. Labetalol sebaiknya dihindari pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Jika terdapat gejala dan tanda gagal jantung saat pasien menggunakan labetalol, obat ini sebaiknya dihentikan.[3,4]
Penghentian Terapi
Penghentian terapi secara mendadak pada pasien dengan penyakit arteri koroner dapat menyebabkan eksaserbasi angina pektoris dan pada beberapa kasus dilaporkan kejadian infark miokard.[3,6]
Penggunaan pada Pasien dengan Penyakit Bronkospastik
Labetalol diduga memiliki efek penghambatan bronkodilatasi yang dihasilkan oleh katekolamin endogen. Penggunaan labetalol umumnya tidak dianjurkan pada pasien yang memiliki penyakit bronkospastik, seperti asma.
Labetalol oral boleh digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan bronkospasme non-alergi, seperti bronkitis kronis dan emfisema, yang tidak berespon atau tidak dapat mentoleransi obat antihipertensi lainnya. Meski demikian, gunakan dosis efektif terkecil untuk meminimalkan penghambatan aktivitas agonis β-adrenergik endogen atau eksogen.[3]
Penggunaan pada Pasien Diabetes
Pada pasien dengan hipoglikemia atau pasien diabetes mellitus yang mendapat insulin atau agen hipoglikemik lain, labetalol dapat menutupi gejala takikardia yang terjadi selama hipoglikemia sehingga kadar gula darah harus dimonitor secara rutin.[3,6]
Cedera Hati
Terdapat laporan kejadian nekrosis hati pada penggunaan labetalol. Jika pasien menunjukkan gejala dan tanda gangguan hati, hentikan pemberian labetalol sambil mencari etiologi gangguan hati yang terjadi.[3,6]
Intraoperative Floppy Iris Syndrome
Intraoperative floppy iris syndrome dilaporkan pernah terjadi pada pasien yang mendapat α-blocker. Labetalol memiliki efek α-blocker sehingga perlu waspada terhadap efek ini.[3,6]