Farmakologi Fenofibrate
Farmakologi fenofibrate adalah sebagai agonis dari peroxisome proliferator-activated receptor α (PPAR α) yang akan menurunkan regulasi gen apoC-III, dan meningkatkan regulasi gen apoA-I dan apoA-II. Fenofibrate meningkatkan katabolisme VLDL, oksidasi asam lemak, dan mengeliminasi partikel trigliserida aterogenik dengan mengaktivasi lipoprotein lipase dan menurunkan produksi apoC-III.[9]
Farmakodinamik
Farmakodinamik fenofibrate sebagai antihiperlipidemia adalah dengan mempengaruhi faktor transkripsi lipid, lipoprotein lipase, meningkatkan produksi HDL, dan transporter lipid. Pemberian fenofibrate menurunkan trigliserida plasma mulai dari 30-60%. Selain itu, pemberian fenofibrate dapat meningkatkan ekskresi asam urat dan menurunkan fibrinogen.[3]
Efek pada Lipid dan Apolipoprotein
Fenofibrate adalah sebuah prodrug yang dikonversi secara farmakologis menjadi metabolit aktifnya yaitu asam fenofibrik. Efek modifikasi lipid dimediasi oleh aktivasi faktor transkripsi peroxisome proliferator-activated receptor α (PPAR α).
PPAR α yang telah teraktivasi ini akan membentuk ikatan heterodimer dengan reseptor retinoid X dan kemudian memodulasi ekspresi gen apoC-III, apoA-I, dan apoA-II. Hal ini akan menyebabkan peningkatan lipolisis, meningkatkan eliminasi lipoprotein yang kaya akan trigliserida, dan penurunan produksi penghambat lipoprotein lipase. Fenofibrate juga merangsang oksidasi asam lemak serta menurunkan ketersediaan asam lemak bebas untuk sintesis trigliserida.[6,10]
Efek pada Transporter Lipid
ATP-binding cassette transporter A1 (ABCA 1) merupakan suatu transporter yang terlibat dalam mekanisme kontrol transport kolesterol yang dimediasi oleh apo-AI. Efek Fenofibrate pada ABCA 1 ini tergantung pada aktivasi reseptor Liver X (LXR). Pemberian terapi Fenofibrate pada pasien dengan diabetes dan dislipidemia dapat meningkatkan secara signifikan ambang batas kadar ABCA 1 dan mRNA LXR- α.
Percobaan in vitro menunjukkan bahwa fenofibrate dapat menstimulasi ekspresi SR-BI/CD36 dan analog LIMPII. Reseptor scavenger kelas B tipe 1 (SR-B1) dan analog LIMPII memegang peranan penting dalam proses akumulasi lipid oleh makrofag.[6,10]
Efek Lain
Selain mengatur metabolisme lipid, PPAR α dapat memodulasi hemostasis dan respon inflamasi. Peningkatan kadar fibrinogen, penghambat aktivator plasminogen-1 (PAI-1) dan CRP ditemukan berhubungan dengan peningkatan risiko aterosklerosis. Peningkatan kadar asam urat dan homosistein disertai gangguan vasoreaktivitas memicu pembentukan aterosklerosis. Sebaliknya, enzim paraoxonase (PON 1) yang terdapat dalam HDL mempunyai efek antioksidan dan meningkatkan kadar adiponektin yang ditemukan dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
Pada penderita dislipidemia, sindrom metabolik, atau diabetes melitus tipe 2, terapi fenofibrate dapat secara signifikan menurunkan kadar plasma fibrinogen, PAI-1, kadar asam urat, CRP, dan sitokin pro-inflamasi lainnya. Selain itu, fenofibrate juga ditemukan dapat meningkatkan aktivitas serum PON 1, kadar adiponektin, dan kadar homosistein dalam darah, serta memperlancar aliran darah.[6,10]
Farmakokinetik
Fenofibrate diabsorpsi dengan baik melalui traktus gastrointestinal setelah pemberian oral. Fenofibrate ditransportasikan ke seluruh tubuh terikat dengan protein. Eliminasi obat ini sebagian besar melalui urine dalam bentuk metabolitnya.[3]
Absorpsi
Fenofibrate diabsorpsi secara baik dari gastrointestinal (hampir 60%) setelah pemberian secara oral. Puncak konsentrasi dicapai dalam waktu 4-8 jam. Fenofibrate mencapai konsentrasi stabil setelah 5 hari pemberian.[3,5,11]
Distribusi
Fenofibrate berikatan dengan protein plasma hampir 99%.[5,11]
Metabolisme
Setelah dikonsumsi secara oral, fenofibrate secara cepat dihidrolisis oleh esterase menjadi metabolit aktifnya yaitu asam fenofibrik.[3,9]
Eliminasi
Fenofibrate diekskresikan secara dominan melalui urine sebagai asam fenofibrik dan konjugat glukoronida. Studi setelah pemberian radiolabeled fibrat menunjukan bahwa 60% aktivitas radiolabeled dideteksi pada urine, dan sekitar 25% pada feses. Waktu paruh eliminasi asam fenofibrik adalah 20-23 jam.[3,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Njoto MIPH MHM