Indikasi dan Dosis Fenofibrate
Indikasi fenofibrate adalah untuk mengurangi kadar low-density lipoprotein (LDL), kolesterol total, trigliserida, dan apolipoprotein B (Apo B), serta untuk meningkatkan high-density lipoprotein (HDL) pada pasien dewasa dengan hiperkolesterolemia primer atau dislipidemia campuran. Dosis berbeda tergantung indikasi. Perlu dicatat bahwa penggunaan fenofibrate tidak terbukti mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit jantung koroner pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2.[4]
Hiperkolesterolemia dan Dislipidemia Campuran
Fenofibrate diindikasikan sebagai terapi tambahan terhadap modifikasi gaya hidup untuk mengurangi peningkatan kolesterol low-density lipoprotein (LDL), kolesterol total, trigliserida, dan apolipoprotein B (Apo B), dan untuk meningkatkan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) pada pasien dewasa dengan hiperkolesterolemia primer atau dislipidemia campuran.[4]
Dosis inisial yang diberikan dimulai dari 200 mg sekali sehari. Studi menunjukkan peningkatan secara signifikan kadar apo-AI pada penggunaan Fenofibrate 200 mg/hari jika dibandingkan dengan penggunaan gemfibrozil 1200 mg/hari.[5]
Hipertrigliseridemia Berat
Fenofibrate diindikasikan sebagai terapi tambahan terhadap diet dalam pengobatan pasien dewasa dengan hipertrigliseridemia berat. Perlu dicatat bahwa peningkatan kadar trigliserida serum yang sangat tinggi dapat meningkatkan risiko pankreatitis, tetapi efek terapi fenofibrate dalam mengurangi risiko ini belum diketahui.
Dosis awal adalah 48-145 mg per hari. Dosis disesuaikan dengan respon klinis masing-masing pasien, dan mungkin memerlukan pengukuran profil lipid berulang pada interval 4 sampai 8 minggu. Dosis maksimum adalah 145 mg sekali sehari.[4,5]
Penyesuaian Dosis
Pada pasien gagal ginjal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR) <30 ml/menit, pemberian fenofibrate dikontraindikasikan. Pada pasien dengan GFR 30-59 ml/menit, dosis maksimal yang dapat diberikan yaitu 67 mg atau 100 mg satu kali sehari.[4,5]
Penggunaan pada Diabetes Mellitus
Fenofibrate tidak terbukti mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit jantung koroner dalam uji coba terkontrol acak yang besar pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Njoto MIPH MHM