Kontraindikasi dan Peringatan Bisoprolol
Kontraindikasi bisoprolol adalah kondisi denyut jantung <50 kali/menit dan hipotensi, seperti pada kondisi syok hipovolemik dan kardiogenik. Peringatan khusus yang perlu diperhatikan adalah bisoprolol memiliki efek kronotropik dan inotropik negatif yang dapat menyebabkan penurunan denyut jantung dan kontraksi jantung.[2,9,10]
Walaupun bisoprolol memiliki selektivitas hanya pada reseptor B1 di jantung, kenaikan dosis yang lebih tinggi dapat menghilangkan selektivitasnya. Hal ini dapat memengaruhi reseptor beta yang lain seperti reseptor B2 di paru, sehingga penggunaan bisoprolol sebaiknya dihindari pada pasien dengan asma berat.[2,12,17]
Kontraindikasi
Bisoprolol jangan diberikan pada pasien yang memiliki asma berat, blok atrioventrikular (AV) derajat 2 dan 3, sindrom sinus sakit (tanpa pacu jantung permanen), dan sinus bradikardia (nadi <50 kali/menit). Kondisi lain yang tidak boleh diberikan bisoprolol adalah pheochromocytoma yang tidak tertangani, asidosis metabolik, penyakit severe peripheral arterial occlusive, dan sindrom Raynaud’s yang parah.[9,10,17]
Peringatan
Pasien dilarang menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter karena penghentian mendadak dapat menyebabkan gejala menjadi lebih buruk, seperti nyeri dada, serangan jantung, dan detak jantung tidak teratur.
Dokter melakukan pengurangan dosis secara bertahap selama 1–2 minggu. Pada saat obat dihentikan, pasien harus membatasi aktivitas fisik untuk mengurangi ketegangan jantung. Pasien diinformasikan untuk segera mencari dokter bila mengalami nyeri dada, rasa sesak, tekanan dada, nyeri dada menyebar (ke rahang, leher, atau lengan), keringat yang tidak biasa, kesulitan bernapas, atau detak jantung tidak teratur.[9,16]