Efek Samping dan Interaksi Obat Isotretinoin
Efek samping isotretinoin mulai dari kelainan mukokutan, eksaserbasi jerawat, hingga yang paling parah dapat menyebabkan terjadinya keguguran dan cacat bawaan pada bayi. Interaksi obat dengan tetrasiklin dan vitamin A perlu diwaspadai.[4,10]
Efek Samping
Efek samping isotretinoin mencakup cheilitis, konjungtivitis, hipertrigliseridemia, serta efek muskuloskeletal seperti nyeri tulang atau sendi, nyeri otot umum, dan arthralgia.[4,10]
Mukokutan
Kelainan pada membran mukosa dan kulit seperti cheilitis, dermatitis, eritema, xerosis, konjungtivitis, dan pruritus merupakan efek samping yang paling sering ditemukan pada pasien yang mengonsumsi isotretinoin. Keluhan seperti kulit kering disebabkan oleh produksi sebum yang menurun. Sementara itu, manifestasi okular seperti mata kering dan konjungtivitis disebabkan karena atrofi pada kelenjar lakrimal serta perubahan kualitas air mata.
Umumnya efek samping ini dapat dikontrol dan bersifat reversibel. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh pasien sejak hari pertama pengobatan dimulai adalah menggunakan pembersih wajah yang ringan, pelembab kulit dan bibir, serta obat tetes mata buatan. Selain itu, beberapa prosedur yang dapat mengiritasi kulit, misalnya waxing, dermabrasi, dan laser perlu dihindari setidaknya 6 bulan setelah pengobatan selesai.
Walaupun jarang, namun bila ditemukan reaksi kulit yang serius, seperti sindrom Stevens-Johnson (SSJ) dan toxic epidermal necrolysis, maka penggunaan isotretinoin harus segera dihentikan.[1,4,14]
Eksaserbasi Acne
Penggunaan isotretinoin menyebabkan terjadinya apoptosis sel-sel sebosit yang intens serta pelepasan antigen dan respons inflamasi. Sehingga, pada sekitar 6% kasus, eksaserbasi dapat terjadi dalam 8 minggu pertama pengobatan, terutama pada pasien dengan peradangan acne yang berat serta makrokomedo dan nodul.
Bila eksaserbasi telah terjadi, maka isotretinoin harus dikurangi dosisnya menjadi 0,25 mg/kg/hari atau bahkan dihentikan tergantung pada tingkat keparahannya. Selanjutnya, prednisolone oral 0,5–1 mg/kg/hari juga dapat diberikan selama 2–4 minggu dan diikuti dengan penurunan dosis secara perlahan selama 6 minggu berikutnya.[4,10,14]
Teratogenitas
Ekspresi berlebihan gen p53, yang merupakan faktor transkripsi proaptosis sel-sel neural crest menyebabkan teratogenitas sebagai efek samping potensial yang paling serius yang dapat dialami oleh wanita, terutama yang ingin atau sedang hamil. Sekitar 10,9–20% kehamilan dapat mengalami risiko keguguran secara spontan. Selain itu, tercatat sebanyak 18–28% bayi yang dilahirkan dengan kelainan kraniofasial, timus, dan kardiovaskular.[4,10,13,14]
Muskuloskeletal
Mialgia, arthralgia, arthritis, tendinitis, dan penutupan epifisis secara dini merupakan efek samping muskuloskeletal yang dapat ditemukan. Efek samping yang terakhir diketahui setelah adanya laporan kasus mengenai seorang anak yang dirawat karena hiperkeratosis epidermolitik dengan dosis >1 mg/kg/hari dalam jangka waktu yang lama. Dosis harian isotretinoin yang tinggi dalam jangka waktu yang lama akan mengganggu homeostasis otot dan tulang.[1,14]
Depresi
Hubungan antara depresi pada pasien yang mengonsumsi isotretinoin masih menjadi perdebatan, tetapi skrining depresi sebelum meresepkan isotretinoin perlu dilakukan untuk monitoring tanda dan gejala depresi selama pengobatan diberikan. Isotretinoin bersifat larut dalam lemak sehingga mampu melewati penghalang hemato-ensefalik dan menurunkan pensinyalan hormon serotonin.[4,13,14]
Inflammatory Bowel Disease (IBD)
Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan isotretinoin dengan terjadinya Inflammatory Bowel Disease (IBD).[14]
Interaksi Obat
Interaksi obat isotretinoin yang berpotensi fatal adalah dengan tetrasiklin dan vitamin A.[10]
Tetrasiklin
Walaupun jarang, namun penggunaan isotretinoin bersamaan dengan antibiotik golongan tetrasiklin dapat menyebabkan terjadinya hipertensi intrakranial jinak atau pseudotumor serebri. Bila ditemukan tanda dan gejala peningkatan intrakranial, maka pemberian isotretinoin harus dihentikan segera dan perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.[1,4,10]
Meningkatkan Efek Obat
Penggunaan isotretinoin dengan obat berikut dapat meningkatkan efek obat.
Vitamin A:
Asupan suplemen vitamin A secara bersamaan dapat meningkatkan risiko keracunan vitamin A.[1,4,10]
Antijamur:
Antijamur golongan imidazole, misalnya ketoconazole, dapat menurunkan metabolisme isotretinoin sehingga konsentrasi obat akan meningkat dalam darah dan menyebabkan risiko toksisitas.[1,4,13]
Obat Antijerawat Lainnya:
Isotretinoin dapat meningkatkan risiko iritasi lokal dengan agen antijerawat keratolitik atau eksfoliatif topikal.[10]
Menurunkan Efek Obat
Penggunaan isotretinoin dengan obat berikut dapat menurunkan efek obat.
Alkohol:
Alkohol dapat meningkatkan metabolisme isotretinoin, sehingga efektivitas obat akan menurun bila dikonsumsi secara bersamaan.[1,4,13]
Aspirin dan Indomethacin:
Aspirin dan indomethacin memiliki afinitas yang tinggi terhadap albumin. Jika kadar dalam darah tinggi, maka konsentrasi isotretinoin yang tidak terikat akan meningkat dan distribusinya akan terganggu di dalam darah.[1,4,13]
Carbamazepine:
Isotretinoin dapat mengurangi kadar plasma carbamazepine.[1,4,13]
Benzoil Peroksida:
Benzoil peroksida dapat mengurangi kemanjuran terapi isotretinoin topikal.[10]