Efek Samping dan Interaksi Obat Tobramycin
Efek samping dan interaksi obat tobramycin adalah nefrotoksisitas; sama seperti antibiotik golongan aminoglikosida lainnya. Interaksi obat pada tobramycin juga sebagian besar terkait dengan efek additive nefrotoksisitasnya. Contoh interaksi ini adalah dengan obat diuretik, amphotericin, dan siklosporin.[8,19,20]
Efek Samping
Efek samping tobramycin yang berbahaya dan dapat bersifat ireversibel meliputi ototoksisitas, nefrotoksisitas, dan neurotoksisitas. Hal-hal inilah yang membuat penggunaan tobramycin masih terbilang cukup terbatas dan hanya ditargetkan pada kasus-kasus selektif.[19]
Ototoksisitas
Mekanisme terjadinya ototoksisitas pada penggunaan tobramycin dan aminoglikosida secara umum adalah disebabkan hilangnya sel-sel rambut sensorik pada koklea dan labirin.[12,19]
Faktor risiko yang dapat meningkatkan insiden terjadinya ototoksisitas adalah terapi jangka panjang (>10 hari), penurunan fungsi ginjal, dan riwayat terapi dengan aminoglikosida sebelumnya.[12]
Selain gangguan auditorik, kerusakan pada telinga dalam juga dapat mengenai nervus kranialis VIII atau nervus vestibulokoklear yang berakibat munculnya gangguan keseimbangan. Ototoksisitas ini seringnya bersifat ireversibel bahkan setelah terapi dihentikan.[19]
Nefrotoksisitas
Efek samping nefrotoksisitas pada penggunaan tobramycin bersifat reversibel. Hal ini terkait dengan patofisiologinya yang dose-related, di mana efek toksik dari antibiotik golongan aminoglikosida sangat tergantung dari tingkat akumulasi dan konsentrasi obat di sitosol ginjal.Nefrotoksisitas dapat dicegah dengan pemberian obat dalam interval yang lebih panjang.
Faktor risiko lain nefrotoksisitas meliputi penggunaan bersama dengan vancomycin, durasi terapi yang panjang, pneumonia, leukemia, riwayat gangguan hepar atau ginjal, kondisi renjatan (shock), usia tua, dan jenis kelamin laki-laki.[12,19]
Beberapa temuan klinis yang dilaporkan pada studi-studi sebelumnya, meliputi adanya penurunan fungsi ginjal yang ditunjukkan dengan penanda laboratorium, oliguria, proteinuria, hematuria, dan adanya granular cast pada pemeriksaan mikroskopik urin.[8,19]
Neurotoksisitas
Efek neurotoksisitas yang ditimbulkan akibat terapi tobramycin berkaitan dengan gangguan pelepasan asetilkolin dan blokade neuromuskular. Kumpulan gejala ini secara kolektif dikenal dengan drug-induced myasthenic syndrome di mana gejalanya dapat terjadi sesaat setelah terapi dimulai dan bersifat reversibel ketika terapi dihentikan.[19]
Efek samping ini cukup jarang dilaporkan, namun risikonya meningkat pada pasien-pasien yang mendapat terapi injeksi dengan riwayat gangguan fungsi ginjal sebelumnya, atau, pada terapi bersamaan dengan obat-obat blokade neuromuskular dan agen anestesi.
Pasien dengan riwayat penyakit neuromuskular seperti myasthenia gravis tidak direkomendasikan untuk menggunakan tobramycin dan antibiotik aminoglikosida lainnya karena dapat memicu atau mengeksaserbasi timbulnya gejala.[12,19]
Interaksi Obat
Interaksi obat tobramycin sebaiknya diperhatikan mengingat efek additive yang kemungkinan ditimbulkan obat-obat lainnya terhadap insiden terjadinya nefrotoksitas, ototoksisitas, dan neurotoksisitas selama terapi.
Risiko nefrotoksisitas dan gagal ginjal meningkat jika digunakan bersama amphotericin B, indometacin, siklosporin, dan vancomycin. Risiko neurotoksisitas akan meningkat jika digunakan bersama suksinilkolin, pancuronium, dan tubocurarine. Sedangkan risiko ototoksisitas meningkat jika digunakan bersama furosemide dan mannitol.[20]
Tabel 2. Interaksi Obat Tobramycin
Interaksi Obat | Nama Obat |
Meningkatkan risiko nefrotoksisitas dan insiden gagal ginjal | Amphotericin B, indometacin, siklosporin, cisplatin, vancomycin, foscarnet, cidofovir, polymyxin B |
Meningkatkan risiko neurotoksisitas | Suksinilkolin, pancuronium, tubocurarine |
Meningkatkan risiko ototoksisitas | Furosemide, mannitol |
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja