Indikasi dan Dosis Scopolamine
Indikasi scopolamine atau hyosin digunakan untuk penanganan mual dan muntah terkait mabuk perjalanan (motion sickness) dan pasca operasi. Dosis yang digunakan dapat mulai dari 10 mg untuk pasien anak-anak, dan 20 mg untuk pasien dewasa. Namun, belum terdapat data keamanan dan efikasi pada pasien anak sehingga perlu diberikan dengan kehati-hatian.[3,7,16]
Menurut Food and Drug Administration (FDA), indikasi penggunaan scopolamine untuk penanganan mual dan muntah terkait mabuk perjalanan (motion sickness) dan pasca operasi. Sedangkan indikasi di luar FDA termasuk untuk spasme gastrointestinal, mual akibat kemoterapi, serangan asma, depresi, terapi berhenti merokok, dan hiperhidrosis. Terdapat dua macam scopolamine, yaitu hiosin butilbromida dan hiosin hidrobromida.[3,7,16]
Hiosin Butilbromida
Hiosin butilbromida dapat diindikasikan untuk menangani spasme gastrointestinal, spasme genitourinaria, irritable bowel syndrome (IBS), dan profilaksis motion sickness.[7]
Spasme Gastrointestinal dan Genitourinaria
Pada kasus spasme saluran pencernaan atau urinaria, dapat diberikan dosis hiosin butilbromida sebagai berikut:
- Dewasa: peroral, dosis 20 mg, 4 kali/hari, maksimal 100 mg/hari
- Dewasa: parenteral, dosis 1 ampul (20 mg), melalui intravena (IV) lambat atau intramuskular (IM), dapat diulang setiap 3 menit, dengan dosis maksimal 100 mg/hari
- Anak usia >12 tahun: peroral, lihat dosis dewasa
- Anak usia 6‒11 tahun: peroral, dosis 10 mg, 3 kali sehari[5,7]
Irritable Bowel Syndrome
Pada pasien irritable bowel syndrome (IBS) dapat diberikan dosis:
- Dewasa: peroral, dosis 10 mg, 3 kali/hari, jika diperlukan dapat ditingkatkan menjadi 20 mg, 4 kali/hari, maksimal 100 mg/hari
- Anak usia >12 tahun: peroral, lihat dosis dewasa
- Anak usia 6‒11 tahun: peroral, dosis 10 mg, 3 kali/hari[5,7]
Hiosin Hidrobromida
Hiosin hidrobromida umumnya digunakan untuk penanganan motion sickness, mual muntah pasca operasi, dan vertigo. Hiosin hidrobromida dapat juga diberikan sebagai medikasi praoperasi.[5,7]
Motion Sickness, Mual Muntah Pasca Operasi, dan Vertigo
Diberikan dosis tunggal melalui injeksi, dengan dosis sebagai berikut:
- Dewasa: dosis 0,2 mg, dosis tunggal, IM/IV/SC
- Anak: dosis 0,006 mg/kgBB, atau 6 μg/kgBB, atau 0,2 mg/m2, dosis tunggal, melalui IM/IV/SC[5,7,15,17]
Profilaksis Motion Sickness
Untuk mencegah motion sickness, obat sebaiknya dikonsumsi 20−30 menit sebelum perjalanan dan dapat diulang setiap 6 jam. Dosis yang diberikan adalah:
- Dewasa: dosis 0,15−0,3 mg, peroral, maksimal 0,9 mg/hari
- Anak >10 tahun: dosis 0,15−0,3 mg, peroral, maksimal 0,9 mg/hari
- Anak usia >4−10 tahun: dosis 0,075−0,15 mg, peroral, maksimal 0,45 mg/ hari
- Anak usia 3−4 tahun: dosis 0,075 mg, peroral, maksimal 0,15 mg/hari[7]
Medikasi Preoperatif
Scopolamine diberikan sebagai profilaksis aspirasi sebelum dilakukan prosedur anestesi dan intubasi. Selain itu, untuk mengobati bradikardi durante operasi. Diberikan dalam waktu 30−60 menit sebelum induksi anestesi, dosis tunggal melalui injeksi. Dosis sebagai berikut:
- Dewasa: dosis 0,2−0,6 mg, melalui IM/SC/IV
- Anak usia 1‒12 tahun: dosis 0,015 mg/kgBB, melalui IM/SC, dosis maksimal 0,3 mg/dosis[15]
Penyesuaian Dosis pada Gangguan Ginjal dan Hati
Belum ada panduan yang spesifik untuk penggunaan scopolamine pada gangguan ginjal dan hati. Akan tetapi, penggunaan scopolamine harus dalam pengawasan karena peningkatan adverse effect terkait susunan saraf pusat (SSP).[15]
Dosis Maksimum Scopolamine
Dosis maksimum pemberian scopolamine harus diperhatikan pada setiap populasi. Pemberian scopolamine berlebih dapat menyebabkan gejala dan tanda overdosis, terutama pada populasi lansia, anak-anak, penderita gangguan hati dan ginjal. Belum ada data mengenai rentang kadar aman scopolamine dalam darah.[4,7,12,15,16,22]
Tabel 2. Dosis Maksimum Scopolamine