Kontraindikasi dan Peringatan Polietilen Glikol
Kontraindikasi polietilen glikol adalah penggunaan pada pasien yang diketahui mengalami obstruksi usus. Peringatan khusus diperlukan pada penggunaan sediaan polietilen glikol kombinasi dengan elektrolit karena dapat timbul ketidakseimbangan elektrolit yang bisa menimbulkan aritmia atau kejang.[1,2,7,11]
Kontraindikasi
Selain adanya riwayat hipersensitivitas, penggunaan polietilen glikol dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui atau diduga mengalami obstruksi usus, appendicitis, inflammatory bowel disease, perforasi usus, retensi lambung, kolitis toksik, dan megakolon toksik.[1,2,7,11]
Peringatan
Pasien dengan gejala yang mengarah pada obstruksi usus, seperti mual, muntah, sakit perut atau kembung, harus dievaluasi untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi ini sebelum memulai terapi dengan polietilen glikol.[7]
Reaksi Hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas, termasuk anafilaksis dan angioedema, pernah dilaporkan pada penggunaan polietilen glikol. Segera hentikan terapi jika terdapat tanda dan atau gejala anafilaksis dan mencari perawatan medis secara tepat.[11,12]
Aritmia
Terdapat risiko efek samping aritmia setelah penggunaan polietilen glikol sediaan kombinasi dengan elektrolit, terutama pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular. Perhatian khusus diperlukan jika polietilen glikol digunakan pada pasien dengan risiko aritmia, termasuk riwayat interval QT memanjang, baru terdiagnosis infark miokard, gagal jantung kongestif, serta kardiomiopati. Pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan EKG sebelum dan setelah pemberian polietilen glikol pada pasien dengan peningkatan risiko aritmia.[11,12]
Gangguan Cairan dan Elektrolit
Penggunaan polietilen glikol untuk pembersihan usus besar sebagai persiapan kolonoskopi, dapat menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit. Gangguan keseimbangan elektrolit bisa menimbulkan reaksi merugikan yang serius, termasuk aritmia, kejang, dan gangguan ginjal.
Gunakan polietilen glikol secara hati-hati pada pasien dengan peningkatan risiko gangguan cairan dan elektrolit. Ini termasuk pasien yang menggunakan diuretik.[11,12]
Kejang
Kejang tonik klonik umum atau kehilangan kesadaran pernah dilaporkan pada penggunaan produk laksatif untuk persiapan usus untuk kolonoskopi pada pasien yang tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya. Kejadian tersebut dikaitkan dengan gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipokalemia.
Peringatan khusus diperlukan saat penggunaan polietilen glikol, terutama sediaan kombinasi dengan elektrolit, pada pasien dengan riwayat kejang dan peningkatan risiko kejang. Pasien dengan peningkatan risiko kejang contohnya adalah mereka yang mengonsumsi obat yang menurunkan ambang kejang seperti antidepresan trisiklik.[11,12]
Aspirasi
Risiko aspirasi pada penggunaan polietilen glikol terjadi terutama pada pasien dengan gangguan refleks muntah atau kelainan menelan lainnya. Tidak direkomendasikan untuk mencampur polietilen glikol dengan cairan kental pati, terutama pada pasien dengan disfagia, karena akan mengurangi viskositas dari cairan kental pati dan meningkatkan risiko kejadian aspirasi.[11,12]
Ulserasi Mukosa Kolon dan Kolitis Iskemik
Penggunaan pencahar osmotik seperti polietilen glikol diketahui dapat menyebabkan ulserasi aftosa mukosa kolon dan terdapat laporan kasus kolitis iskemik serius yang memerlukan rawat inap. Penggunaan pencahar stimulan secara bersamaan dengan pencahar osmotik dapat meningkatkan risiko tersebut.[11,12,14]