Kontraindikasi dan Peringatan Cyproterone Acetate
Kontraindikasi cyproterone acetate antara lain pada pasien dengan meningioma atau tumor hepar. Peringatan khusus diperlukan terkait risiko hepatotoksisitas pada penggunaan cyproterone acetate.[2,4,6]
Kontraindikasi
Cyproterone acetate kontraindikasi pada pasien dengan riwayat atau adanya meningioma, serta pasien dengan tumor ganas selain kanker prostat. Obat ini juga kontraindikasi pada pasien yang mengalami wasting, kecuali akibat kanker prostat yang tidak dapat dioperasi.
Kontraindikasi lain cyproterone acetate adalah tumor hati sebelumnya atau yang masih ada, riwayat atau adanya proses tromboemboli, sindrom Dubin-Johnson, dan sindrom Rotor. Obat ini juga tidak digunakan pada pasien dengan depresi kronis berat, anemia sel sabit, serta diabetes berat dengan perubahan vaskular.
Kontraindikasi juga mencakup gangguan fungsi hati, anak laki-laki usia <18 tahun, atau mereka dengan pematangan tulang dan perkembangan testis yang belum lengkap. Sebagai tindakan pencegahan, penggunaan cyproterone acetate tidak disarankan pada kondisi-kondisi tersebut untuk menghindari potensi risiko dan efek yang merugikan.[2,6]
Peringatan
Peringatan terkait penggunaan cyproterone acetate, terutama jika digunakan pada populasi dengan komorbid tertentu dan adanya potensi risiko efek samping merugikan.
Hepatotoksisitas
Penggunaan terapi cyproterone acetate telah dikaitkan dengan peningkatan kadar serum aminotransferase sedang hingga tinggi dan peningkatan serum alkaline fosfatase minimal selama terapi pada 10-14% pasien. Meski begitu, pada kebanyakan kasus peningkatan ini bersifat sementara, ringan, dan sering hilang bahkan tanpa modifikasi dosis.
Terapi cyproterone acetate telah dikaitkan dengan banyak kasus hepatotoksisitas, termasuk hepatitis dan gagal hati. Penggunaan dengan dosis ≥100 mg telah dilaporkan berkaitan dengan luaran yang fatal. Kasus fatal yang paling banyak dilaporkan terjadi pada pria dengan kanker prostat stadium lanjut.
Selain itu, kasus tumor hati jinak dan ganas yang dapat menyebabkan perdarahan intraabdomen juga telah diamati setelah penggunaan cyproterone acetate. Perlu perhatian khusus apabila dijumpai tanda atau gejala pada perut bagian atas, pembesaran hati, atau tanda perdarahan intraabdomen.[2,4,6]
Tromboemboli
Kejadian tromboemboli telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan cyproterone acetate, meskipun hubungan sebab akibat belum dipastikan. Pasien dengan riwayat tromboemboli sebelumnya atau keganasan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami kejadian tromboemboli lebih lanjut.[2,6]
Meningioma
Meningioma, baik tunggal atau multipel, telah dilaporkan terjadi sehubungan dengan penggunaan cyproterone acetate terutama pada dosis 25 mg ke atas. Risiko meningioma meningkat seiring dengan peningkatan dosis kumulatif.[2,6]
Risiko Lain
Kejadian sesak napas dan anemia juga dikaitkan dengan penggunaan terapi cyproterone acetate. Selain itu, cyproterone acetate mengandung laktosa, sehingga disarankan untuk pasien dengan masalah, seperti intoleransi galaktosa, sebaiknya tidak mengonsumsi obat cyproterone acetate.[2,6]