Efek Samping dan Interaksi Obat Misoprostol
Efek samping misoprostol paling sering adalah diare dan nyeri abdomen, yaitu pada pemberian dosis 400 atau 800 μg perhari. Interaksi obat misoprostol dengan crofelemer dan eluxadoline telah dilaporkan dapat meningkatkan level misoprostol dalam serum.[1,12]
Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan gastrointestinal seperti diare (13%) dan nyeri abdomen (7%). Diare biasanya terjadi pada awal masa terapi (setelah 13 hari), dan akan membaik sendiri setelah 8 hari atau perlu berhenti konsumsi obat. Efek samping dehidrasi berat akibat diare jarang terjadi pada pemberian misoprostol.[1,3,12]
Efek samping lain adalah demam, menggigil, mual, nyeri kepala, dispepsia, muntah, dan konstipasi. Beberapa efek samping ini jarang terjadi dan masih belum diketahui mekanisme terjadinya efek samping.[1,3,12]
Berikut ini merupakan efek samping yang dapat terjadi pada pasien dengan terapi misoprostol:
- Gastrointestinal: diare, nyeri abdomen, nausea, flatulensi, dispepsia, muntah, konstipasi, perdarahan gastrointestinal, gangguan rektal, gangguan fungsi hepatobilier, gingivitis, refluks, disfagia, peningkatan amilase
- Ginekologi: perdarahan uterus abnormal (seperti hipermenorea, dismenorea, spotting), kram perut, ruptur uterus, perdarahan postmenopausal
- Tubuh: demam, menggigil, nyeri, astenia, lemas, perubahan berat badan
- Kulit: ruam, dermatitis, alopecia, pucat, nyeri payudara
- Panca indera: gangguan penglihatan, konjungtivitis, tuli, tinnitus, nyeri telinga
- Respiratori: infeksi saluran pernapasan atas, bronkitis, bronkospasme, dyspnea, pneumonia, epistaksis
- Kardiovaskular: nyeri dada, edema, diaphoresis, hipotensi, sinus takikardia, hipertensi, aritmia, flebitis, peningkatan enzim kardiak, pingsan
- Hipersensitivitas: anafilaksis
- Metabolik: glikosuria, gout, peningkatan nitrogen, peningkatan alkali fosfatase
- Genitourinaria: polyuria, dysuria, hematuria, infeksi saluran kemih
- Sistem saraf/psikiatrik: nyeri kepala, ansietas, perubahan nafsu makan, depresi, pusing, haus, impotensi, kehilangan libido, peningkatan keringat, neuropati, neurosis, kebingungan
- Muskuloskeletal: artralgia, myalgia, kram otot, kaku, nyeri punggung
- Darah/koagulasi: anemia, gangguan diferensial, trombositopenia, purpura, peningkatan laju endap darah[1,3,12]
Kejadian defek kongenital telah dilaporkan pada pemberian misoprostol di awal kehamilan. Akan tetapi, sampai sekarang belum terdapat data yang menunjukkan hubungan langsung antara misoprostol dengan efek teratogenik atau embriotoksik / fetotoksik. Selain itu, penggunaan misoprostol untuk indikasi pematangan serviks juga telah dilaporkan dapat menyebabkan takisistol, gangguan denyut jantung janin dan hipoksia fetal. Penggunaan misoprostol untuk indikasi induksi persalinan saat trimester tiga juga dihubungkan dengan terjadinya ruptur uteri apabila pasien memiliki riwayat operasi sesar sebelumnya.[1,3]
Interaksi Obat
Misoprostol sampai sekarang tidak memiliki interaksi obat yang signifikan dengan obat lain. Akan tetapi, obat crofelemer dan eluxadoline telah dilaporkan dapat meningkatkan level misoprostol.
Crofelemer
Crofelemer merupakan antidiare yang umumnya diberikan pada diare yang diakibatkan obat anti-HIV. Pemberian crofelemer bersamaan dengan misoprostol telah dilaporkan dapat meningkatkan level misoprostol.
Eluxadoline
Eluxadoline merupakan obat baru yang dianjurkan untuk pengobatan sindrom iritasi usus. Pemberian obat ini bersamaan dengan misoprostol telah dilaporkan dapat meningkatkan level misoprostol dengan cara menurunkan metabolisme tubuh.[1,7]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri