Kontraindikasi dan Peringatan Antitoksin Botulinum
Kontraindikasi dan peringatan terkait antitoksin botulinum dilaporkan berbeda antara antitoksin jenis heptavalent botulinum antitoxin (HBAT) dan antitoksin jenis botulism immune globulin intravenous (human) (BIG-IV).
Kontraindikasi
Antitoksin botulinum jenis HBAT tidak memiliki kontraindikasi tertentu. Namun, BIG-IV biasanya dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat reaksi yang berat terhadap sediaan imunoglobulin manusia lain. Selain itu, BIG-IV juga dikontraindikasikan pada pasien dengan defisiensi imunoglobulin A selektif karena adanya risiko pembentukan antibodi yang dapat menyebabkan anafilaksis pada produk darah yang mengandung imunoglobulin A.[1-3]
Peringatan
Penggunaan antitoksin botulinum jenis HBAT maupun jenis BIG-IV memiliki peringatan khusus masing-masing.
Heptavalent Botulinum Antitoxin (HBAT)
Pemberian HBAT memiliki risiko transmisi penyakit menular karena bahannya terbuat dari plasma kuda. Risiko ini telah diminimalkan melalui skrining dan proses manufaktur yang baik tetapi tetap ada.
Penggunaan HBAT pada ibu hamil dan menyusui juga masih memiliki data terbatas, sehingga hanya dapat dilakukan bila manfaat dinilai lebih besar dari risiko. Keamanan, efikasi, dan farmakokinetik HBAT juga belum diteliti pada populasi lanjut usia, sehingga penggunaannya perlu dilakukan dengan hati-hati.
Penggunaan HBAT dapat memengaruhi hasil pemeriksaan gula darah dan dapat menyebabkan kesalahan tata laksana pasien yang membutuhkan pemantauan kadar gula darah rutin. Selain itu, pemberian HBAT harus dilakukan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap produk plasma kuda lain (seperti antibisa atau antitoksin), pasien dengan riwayat menerima produk plasma kuda sebelumnya, maupun pasien dengan riwayat alergi lain seperti asma.[1,2]
Botulism Immune Globulin Intravenous (Human) (BIG-IV)
Pemberian BIG-IV juga memiliki risiko penyebaran penyakit menular karena bahannya terbuat dari plasma manusia. Contohnya adalah penyakit Creutzfeldt-Jakob. Risiko ini telah diminimalkan melalui penapisan dan proses manufaktur tetapi tetap ada.
Penggunaan produk imunoglobulin dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Risiko ini dapat diminimalkan dengan pemberian obat dengan laju infus yang tepat. Pemberian BIG-IV perlu berhati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang telah ada maupun pasien dengan risiko gangguan fungsi ginjal, seperti pasien dengan diabetes mellitus, deplesi cairan, sepsis, atau riwayat pemakaian obat nefrotoksik.
Penggunaan produk imunoglobulin, terutama pada dosis tinggi, dapat menyebabkan aseptic meningitis syndrome (AMS). Selain itu, produk imunoglobulin mungkin dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit dan protein darah, kejadian trombosis (terutama pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular), serta anemia hemolisis akibat kemungkinan kandungan antibodi golongan darah. Produk imunoglobulin juga berisiko menyebabkan transfusion-related acute lung injury (TRALI).[1,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini