Pengawasan Klinis Antitoksin Botulinum
Pengawasan klinis yang perlu dilakukan terhadap penerima antitoksin botulinum adalah pemantauan tanda vital, pemantauan tanda reaksi alergi, penilaian fungsi ginjal, dan pemantauan ketidaksesuaian laju infus antitoksin botulinum.
Dokter perlu memantau tanda vital secara berkala selama pemberian infus antitoksin botulinum kepada pasien. Selain itu, Dokter juga perlu memantau reaksi alergi, seperti demam, urtikaria, pruritus, angioedema, bronkospasme, edema laring, maupun syok. Reaksi alergi mungkin terjadi segera maupun tertunda hingga 10–21 hari setelahnya.
Pemeriksaan fungsi ginjal seperti kadar kadar ureum dan kreatinin juga perlu dilakukan sebelum dan sesudah pemberian antitoksin botulinum. Pemantauan ada tidaknya gejala ketidaksesuaian laju infus antitoksin botulinum seperti menggigil, demam, nyeri kepala, mual, dan muntah juga perlu dilakukan.[1-3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini