Pengawasan Klinis Asam Folat
Pengawasan klinis penggunaan asam folat perlu dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami defisiensi vitamin B12, terutama pada lansia, agar tidak memperparah gejala neurologisnya. Pemeriksaan serum folat dan vitamin B12 diperlukan untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi folat.
Pasien yang mengalami defisiensi asam folat perlu dievaluasi untuk kemungkinan defisiensi vitamin B12 karena keduanya sama-sama menyebabkan anemia makrositik. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap (CBC) dan apusan darah perifer.
Pemeriksaan CBC pada defisiensi asam folat menunjukkan hasil anemia, dengan penurunan hemoglobin dan hematokrit. Peningkatan MCV hingga lebih dari 100 menunjukkan anemia makrositik. Pada pemeriksaan apusan darah perifer, dapat ditemukan sel darah merah makrositik atau megaloblast dan hipersegmentasi neutrofil.[17,18]
Pemeriksaan serum vitamin B12 dan folat dapat membedakan kausa dari anemia megaloblastik. Folat dalam serum dikatakan rendah bila angkanya di bawah 2 ng/mL, dengan rentang normal > 4 n/mL. Jika ditemukan angka di antara 2 dan 4 ng/mL, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu pengukuran methylmalonic acid (MMA) dan homosistein.[13,18]
Defisiensi folat dapat dikonfirmasi dengan angka vitamin B12 dalam serum, MMA, dan homosistein dalam rentang normal, sedangkan defisiensi vitamin B12 dapat dikonfirmasi dengan peningkatan MMA dan homosistein, serta penurunan vitamin B12 serum.[13,18]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari