Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Venlafaxine annisa-meidina 2023-09-07T10:32:33+07:00 2023-09-07T10:32:33+07:00
Venlafaxine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Venlafaxine

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Efek samping venlafaxine sediaan extended release yang ada di Indonesia mencakup anoreksia, astenia, konstipasi, penurunan fungsi seksual, pusing, mulut kering, dan sakit kepala. Interaksi obat dapat terjadi dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOI). Sebagaimana obat serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI) lainnya, venlafaxine dapat menyebabkan sindrom serotonin jika diberikan dengan obat serotonergik.[7,10]

Efek Samping

Venlafaxine bisa menimbulkan efek samping antikolinergik, sedative, dan kardiovaskular, namun frekuensinya relative lebih jarang dibandingkan antidepresan golongan trisiklik. Obat ini juga bisa menimbulkan efek samping gangguan seksual.

Efek samping venlafaxine yang sering ditemukan adalah pusing, mual, insomnia, nyeri kepala, hipotensi, anoreksia, somnolen, xerostomia, pandangan mata kabur, asthenia, dan konstipasi.[1]

Reaksi Withdrawal

Reaksi withdrawal yang berat akan menunjukkan gejala seperti agitasi, anoreksia, kecemasan, kebingungan, gangguan koordinasi, diare, pusing, mulut kering, suasana hati disforik, fasikulasi, kelelahan, sakit kepala, hipomania, insomnia, mual, gugup, mimpi buruk, gangguan sensorik, somnolen, berkeringat, tremor, vertigo, dan muntah. Untuk mencegah efek ini, hindari penghentian terapi tiba-tiba.[7]

Efek Samping Neurologi

Efek samping neurologi dapat berupa ansietas dan insomnia.[7]

Peningkatan Kadar Kolesterol

Peningkatan kadar kolesterol telah dilaporkan pada terapi di atas 3 bulan. Peningkatan ini signifikan secara klinis.[7]

Penyakit Paru Intersisial dan Pneumonia Eosinofilik

Gejala dapat berupa dispnea progresif, batuk, atau rasa tidak nyaman di dada.[7]

Gangguan Kognitif

Venlafaxine dapat menyebabkan efek samping berupa gangguan konsentrasi dan koordinasi. Oleh sebab itu, peringatkan pasien agar tidak berkendara atau mengoperasikan alat berat.[7]

Interaksi Obat

Interaksi obat dapat terjadi dengan desipramine, imipramine, haloperidol, dan beberapa obat lainnya.[7]

Peningkatan Risiko Hipokalemia

Interaksi yang menyebabkan peningkatan risiko hipokalemia bisa terjadi dengan kortikosteroid, diuretik, dan xanthine seperti teofilin.[7,10]

Peningkatan Efek Vaskular

Peningkatan efek vaskular dapat terjadi pada penggunaan dengan MAOI seperti selegiline dan antidepresan trisiklik seperti amitriptyline.[7,10]

Peningkatan Risiko Bronkospasme

Peningkatan risiko bronkospasme terjadi jika venlafaxine digunakan bersama β-blockers seperti propranolol.[7,10]

Penurunan Konsentrasi Serum Obat Lain

Venlafaxine dapat menurunkan konsentrasi serum digoxin.[7,10]

Peningkatan Efek Sedasi

Venlafaxine juga sebaiknya digunakan secara berhati-berhati bila digunakan bersama dengan obat dengan efek sedatif lain seperti zolpidem, lorazepam, atau diphenhydramine.[1]

Peningkatan Risiko Sindrom Serotonin

Risiko sindrom serotonin meningkat jika venlafaxine digunakan dengan obat modulator serotonin lain seperti triptan, tramadol,  serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI), selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dan St John’s wort.[1,7,10]

Peningkatan Risiko Kardiovaskuler

Kombinasi dengan haloperidol meningkatkan risiko pemanjangan interval QT. Risiko perdarahan meningkat bila digunakan bersama dengan warfarin.[1]

Peningkatan Akumulasi Venlafaxine

Ritonavir, clarithromycin, atau ketoconazole bisa menghambat degradasi venlafaxine dan menyebabkan akumulasi obat ini.[1]

Referensi

1. Singh D, Saadabadi A. Venlafaxine. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535363/
7. ASHP. Venlafaxine. 2022. https://www.drugs.com/monograph/venlafaxine.html
10. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 5656, Venlafaxine. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Venlafaxine. Accessed July 20, 2023.

Indikasi dan Dosis Venlafaxine
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Hubungan Depresi dan Jumlah Langkah
    Hubungan Depresi dan Jumlah Langkah
  • Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
    Penilaian Risiko Pasien Bunuh Diri
  • Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
    Pendekatan Penanganan Pasien Bunuh Diri
  • Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
    Waktu dan Cara yang Tepat untuk Menghentikan Antidepresan
  • Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi
    Efektivitas Kuesioner PHQ-9 Sebagai Skrining Deteksi Dini Depresi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 08 Mei 2025, 18:58
Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan penyalahgunaan narkoba
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 38 thn laki laki dengan penyalahgunaan narkoba ganja dan sabu beliau memiliki bpjs, pasien dengan keluhan sering sedih,...
Anonymous
Dibalas 11 Maret 2025, 00:36
Terapi depresi di Faskes Primer
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dokter. Bagaimana memulai terapi depresi di Puskesmas dokter dengan kriteria sudah memenuhi kriteria depresi. Ditambah lagi sudh...
dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
Dibalas 17 September 2024, 08:35
Mengenal distimia (persistent depressive disorder)
Oleh: dr. Uditia Alham Sakti, Sp.KJ
3 Balasan
Distimia, juga dikenal sebagai gangguan depresi persisten (Persistent Depressive Disorder, PDD). Distimia merupakan gangguan mood kronis yang ditandai dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.