Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Droperidol annisa-meidina 2023-11-06T10:50:55+07:00 2023-11-06T10:50:55+07:00
Droperidol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Droperidol

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Secara farmakologi, droperidol adalah agen antipsikotik dengan mekanisme kerja utama sebagai antagonis reseptor dopamin D2 di sistem saraf pusat. Melalui inhibisi dopamin, droperidol menghasilkan efek antipsikotik dan sedatif yang signifikan. Selain itu, obat ini juga memiliki sifat antiemetik melalui mekanisme serupa.[1-4]

Farmakodinamik

Droperidol adalah agen antipsikotik dari kelompok butirofenon. Mekanisme kerja utamanya terkait dengan pengaruh terhadap sistem neurotransmitter dalam otak, khususnya dopamin.[2,3]

Antagonisme Reseptor Dopamin D2

Droperidol bekerja sebagai antagonis terhadap reseptor dopamin tipe D2 di sistem saraf pusat. Dengan menghambat aktivitas reseptor D2, droperidol mengurangi respons neuron terhadap dopamin, sehingga menghasilkan efek antipsikotik.[2,3,8]

Pengaruh pada Rute Dopaminergik

Sistem dopaminergik adalah sistem neurotransmitter di otak yang terlibat dalam pengaturan mood, motivasi, penghargaan, dan fungsi kognitif. Droperidol memodulasi aktivitas sistem ini dengan mengurangi aksi dopamin, terutama di daerah-daerah otak yang terlibat dalam pengaturan emosi dan persepsi.[2,3,8]

Efek Sedatif

Selain mengurangi respons terhadap dopamin, droperidol juga memiliki efek sedatif yang kuat. Hal ini karena obat ini memengaruhi jalur-jalur neurotransmitter lain, seperti sistem adrenergik dan histaminergik, yang terlibat dalam regulasi tingkat kesadaran dan arousal.[2,3,8]

Efek Antiemetik

Droperidol juga dikenal memiliki sifat antiemetik yang kuat. Ini berarti obat ini efektif dalam mengurangi mual dan muntah, terutama setelah pembedahan atau selama kemoterapi. Mekanisme pasti dari efek antiemetik droperidol belum sepenuhnya dipahami, tetapi kemungkinan melibatkan pengaruh terhadap sistem saraf otonom dan pusat muntah di otak.[2,3,8]

Potensi Efek Kardiovaskular

Perlu diingat bahwa penggunaan droperidol dapat mempengaruhi fungsi kardiovaskular. Obat ini dapat memperpanjang interval QT pada elektrokardiogram (EKG), yang merupakan faktor risiko untuk terjadinya aritmia jantung, termasuk torsades de pointes. Oleh karena itu, pemantauan EKG secara teratur penting selama pengobatan dengan droperidol.[2,3,8]

Farmakokinetik

Pada pemberian intravena dan intramuskuler, obat ini mempunyai profil yang mirip. Onset terapeutik tercapai dalam 3-10 menit dengan puncak efek terapeutik terjadi pada 30 menit. Durasi efek droperidol antara 2–4 jam. Obat ini mengalami metabolisme di hepar dan metabolit dieliminasi lewat urin.[3]

Absorpsi

Setelah diberikan melalui injeksi intramuskuler (IM) atau intravena (IV), droperidol mulai menunjukkan efek farmakologis dalam waktu 3-10 menit, namun puncak efek farmakologis mungkin tidak terlihat hingga 30 menit.

Efek sedatif dari droperidol umumnya bertahan selama 2-4 jam setelah pemberian satu dosis IM atau IV. Perubahan kesadaran mungkin dapat bertahan hingga 12 jam. Hal ini menunjukkan bahwa droperidol memiliki onset kerja yang cepat dan efek farmakologisnya dapat bertahan relatif lama setelah administrasi IM atau IV tunggal.[8]

Distribusi

Droperidol memiliki sifat lipofilik, yang memungkinkannya dengan mudah menembus jaringan tubuh dan sistem saraf pusat. Setelah diberikan melalui injeksi IM atau IV, droperidol segera masuk ke dalam aliran darah dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak, dengan cepat.[2,3,8]

Metabolisme

Droperidol mengalami metabolisme di hati. Bagian butirofenon dari droperidol diubah menjadi asam p-fluorofenilasetat, yang kemudian dikonjugasikan dengan glikin. Bagian nitrogenosa dari droperidol tampaknya mengalami metabolisme menjadi benzimidazolon dan p-hidroksipiperidin.[8]

Eliminasi

Secara umum, droperidol diekskresikan terutama melalui ginjal setelah mengalami metabolisme di hati. Meskipun mekanisme ekskresi droperidol tidak sepenuhnya terdokumentasikan, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metabolit utama droperidol, yaitu asam p-fluorofenilasetat, dapat diekskresikan dalam bentuk bebas atau terkonjugasi dalam urin.

Beberapa bagian lain dari droperidol, seperti benzimidazolon dan p-hidroksipiperidin yang merupakan hasil metabolisme dari bagian nitrogenosa, juga dapat ditemukan dalam urin.[2,3,8]

Referensi

1. Kramer KJ. The Surprising Re-emergence of Droperidol. Anesth. Prog. 2020;67:125–6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7530808/
2. Ramsden SC, Pergjika A, Janssen AC, Mudahar S, Fawcett A, Walkup JT, et al. A systematic review of the effectiveness and safety of droperidol for pediatric agitation in acute care settings. Acad. Emerg. Med. 2022;29:1466–74. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35490341/
3. Cisewski D, Long B, Gottlieb M. Emergency medicine updates: Droperidol. Am. J. Emerg. Med. 2022;53:180–4. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35063889/
4. Mattson A, Friend K, Brown CS, Cabrera D. Reintegrating droperidol into emergency medicine practice. Am. J. Health. Syst. Pharm. 2020;77:1838–45. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32839811/
8. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 3168, Droperidol. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Droperidol. Accessed Oct. 19, 2023.

Pendahuluan Droperidol
Formulasi Droperidol

Artikel Terkait

  • Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
    Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
  • Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
    Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
  • Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
    Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
  • Cegah Kambuh Skizofrenia e-Course
    Cegah Kambuh Skizofrenia e-Course
  • Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
    Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 16 September 2024, 09:43
Kapan obat skizofrenia dapat diturunkan dosisnya
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin konsu dokter,l saya dapat pasien skizofrenia, sekitar 4 bulan yang lalu pasien tersebut dibawa berobat ke RSJ yang kemudian di beri obat...
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibalas 29 Juli 2024, 22:27
Skizofrenia hebefrenik yang menyerang apakah bisa diberikan injeksi diazepam
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
2 Balasan
Pasien mengamuk, putus obat trifluoperasoneHendak mau memberikan obat lagiTapi pasiennya mengamuk hingga memukulSaya ingin memberikan obat injeksi tapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.