Indikasi dan Dosis Vaksin BCG
Indikasi vaksin BCG (bacille calmette guerin) adalah untuk mencegah penyakit tuberkulosis, termasuk TB paru, TB milier, dan meningitis TB pada anak. Vaksin BCG harus diberikan sesegera mungkin sebelum bayi berusia 1 bulan. Selain itu, BCG juga digunakan untuk imunoterapi kanker in situ kandung kemih serta profilaksis tumor papiler pasca reseksi uretral.[1-5,7]
Indikasi Pencegahan Tuberkulosis
WHO merekomendasikan pemberian vaksin BCG pada negara yang memiliki prevalensi TB tinggi, yaitu di atas 40 pasien per 100.000 penduduk, termasuk TB paru, limfadenitis, milier, atau meningitis. Di Indonesia, vaksin BCG masuk dalam program pengendalian TB Nasional, dan masuk dalam jadwal imunisasi anak wajib rekomendasi ikatan dokter anak Indonesia (IDAI) tahun 2020.[1-3,6]
Dosis Anak
Rekomendasi IDAI 2020 menyebutkan bahwa vaksin BCG sebaiknya diberikan pada bayi segera setelah lahir, atau secepat mungkin sebelum bayi berusia 1 bulan. Jika bayi telah berusia >2 bulan, vaksin BCG diberikan setelah uji tuberkulin memberikan hasil negatif.[6]
Bila uji tuberkulin tidak tersedia, vaksin dapat diberikan dengan pengawasan reaksi lokal. Bila timbul reaksi lokal yang cepat pada minggu pertama setelah vaksinasi, bayi dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis penyakit TB.[6]
Dosis:
- Bayi <1 tahun: dosis 0,05 mL
- Anak 1−18 tahun: dosis 0,1 mL
- Penyuntikan secara intrakutan, sebelum dan sesudah penyuntikan jangan usap area dengan cairan antiseptik seperti alkohol[11]
Di dalam jadwal imunisasi anak rekomendasi IDAI tahun 2017, vaksin BCG optimal diberikan pada usia 2 bulan. Dasar pertimbangan mempercepat usia pemberian vaksin BCG adalah rekomendasi WHO position paper BCG vaccine 2018. WHO merekomendasikan BCG diberikan pada bayi segera setelah lahir untuk negara dengan kejadian tuberkulosis tinggi, karena imunisasi BCG pada neonatus dapat memberikan perlindungan 82% terhadap tuberkulosis paru dan menurunkan tuberkulosis berat sebanyak 90%.[2,6]
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempertimbangan pemberian vaksin BCG pada dewasa berusia usia <35 tahun yaitu pada kondisi:
- Kontak berumur di bawah 36 tahun dengan mereka yang menderita tuberkulosis paru aktif
- pelayanan kesehatan dan staf laboratorium, yang akan mengadakan kontak dengan pasien, materi klinik, atau isolat
- Risiko pekerjaan, termasuk dokter hewan dan staf lain yang menangani spesies hewan yang mudah terserang tuberkulosis
- Staf yang bekerja di penjara, rumah jompo, atau hostel untuk pengungsi dan tuna wisma
- Akan tinggal atau bekerja dengan penduduk lokal selama lebih dari 1 bulan di negara dengan kejadian tuberkulosis lebih dari 40 kasus per 100.000 penduduk
- Minta imunisasi[1,11]
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengindikasikan pemberian vaksin BCG pada:
- Bayi baru lahir hingga anak < 16 tahun jika belum pernah mendapat imunisasi BCG yang tinggal pada daerah dengan insiden TBC lebih dari 40 kasus per 100.000 penduduk
- Bayi atau anak yang tidak dapat dipisahkan dari orang dewasa yang tidak diobati, atau diobati secara tidak efektif untuk penyakit TB
- Bayi atau anak yang tidak dapat diberikan pengobatan TB jangka panjang
- Bayi atau anak dengan TB yang disebabkan oleh strain resisten terhadap isoniazid dan rifampisin
- Pekerja yang rentan terinfeksi TB atau sering kontak dengan pasien TB, contohnya tenaga kesehatan, petugas laboratorium, orang yang bekerja di penjara, dan pekerja di rumah jompo untuk tuna wisma[1]
Indikasi Imunoterapi Kanker Kandung Kemih
BCG disuntikkan masuk ke dalam kandung kemih melalui kateter uretra, dimulai dari 7−14 hari setelah dilakukan biopsi. Selanjutnya, BCG diberikan 1 kali /minggu selama 6 minggu. Dosis BCG selanjutnya diberikan pada 3, 6, 12, 18, dan 24 bulan setelah awal pengobatan.[5,19]