Pengawasan Klinis Vaksin BCG
Pengawasan klinis pemberian BCG (bacille calmette guerin), baik sebagai vaksinasi pencegahan penyakit tuberculosis (TB) maupun imunoterapi kanker kandung kemih, adalah memberikan informasi kepada pasien tentang gejala efek samping yang mungkin timbul.
Vaksinasi BCG
Setelah penyuntikan vaksin BCG sebagai pencegahan penyakit tuberkulosis (TB), pasien harus diinformasikan hal-hal berikut:
- Jika terjadi reaksi alergi berupa gatal, sulit bernapas, edema wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan maka harus segera mencari pertolongan dokter
- Penyuntikan intrakutan akan menimbulkan bula yang kadang dapat menimbulkan reaksi efek samping berupa papul dalam waktu 1−3 minggu
- Reaksi lokal tersebut dapat meninggalkan jaringan parut (skar), dan mungkin membutuhkan waktu sampai 3 bulan untuk sembuh
- Jika reaksi lokal timbul cepat sebelum 1 minggu, bayi harus diperiksa lebih lanjut untuk mendiagnosis penyakit TB[6,11,12]
Sedangkan efek samping sistemik yang perlu diwaspadai di antaranya malaise, demam, nyeri otot, menggigil, mual, muntah, rash, diare, dan sakit kepala. Efek samping serius seperti osteitis dan osteomielitis jarang terjadi.[11,12]
Tes kulit tuberkulin/Mantoux yang positif setelah vaksinasi bukan merupakan indikator sensitif dari tingkat perlindungan.[11-13]
Imunoterapi BCG
Pengawasan klinik pada pasien yang telah mendapat terapi imunologi BCG intravesika adalah manajemen gejala iritabilitas kandung kemih, termasuk perasaan terbakar di kandung kemih, disuria, poliuria, dan hematuria. Dokter harus memberikan terapi yang sesuai dengan keluhan pasien tersebut.[4,5,12]
Gejala iritabilitas kandung kemih dapat dialami selama 4−6 jam setelah pemberian, atau pada pemberian berikutnya dapat selama 24−72 jam setelah pemberian dengan keparahan yang lebih meningkat. Sedangkan efek samping sistemik umumnya ringan dan sementara selama 2−3 hari, seperti demam, mialgia, menggigil, dan gejala mirip flu (flu like syndrome).[4,5,12,19]
Penulisan pertama oleh: dr.Sunita