Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Hepatitis A
Efek samping setelah pemberian vaksin hepatitis A cenderung minimal dan dapat sembuh sendiri. Vaksin hepatitis A dapat berinteraksi dengan obat yang bersifat imunosupresif, steroid, dan imunoglobulin.
Efek Samping
Vaksin hepatitis A memiliki efek samping, namun sebagian besar bersifat ringan. Efek samping yang paling sering ditemukan adalah efek samping lokal seperti nyeri, kemerahan, bengkak, dan rasa pegal pada lokasi injeksi.
Reaksi lokal lain yang lebih serius adalah hematoma, namun kejadian ini sangat jarang terjadi (<1%). Efek samping lain yang dapat muncul seperti demam, mual, malaise dan nyeri kepala.[26]
Tabel 2. Efek Samping Vaksin Hepatitis A
Sistem Organ | Efek Samping |
Sistemik | Demam, fatigue, malaise, reaksi anafilaksis |
Nutrisi dan metabolik | Anoreksia (1–10%) |
Gastrointestinal | Mual (1–10%); nyeri perut, diare, muntah (<1%) |
Hepatobilier | Hepatitis, ikterik |
Respirasi | Faringitis, infeksi saluran pernapasan atas (< 1%); rhinitis, sesak nafas |
Hematologi dan limfatik | Limfadenopati (<1%); trombositopenia |
Vaskular | Vaskulitis |
Sistem saraf pusat | Nyeri kepala (9–14%); iritabilitas (27,2–43,9%); Dysgeusia, hipertoni, insomnia (<1%); konvulsi, pusing, ensefalopati, sindrom Guillain-Barre, hipoestesia, multiple sclerosis, mielitis, neuropati, parestesia, somnolen, sinkop, kejang |
Sistem indera | Fotofobia, vertigo (<1%) |
Kulit dan jaringan subkutan | Pruritus, ruam, urtikaria (<1%); angioedema, eritema multiforme, hiperhidrosis |
Muskuloskeletal | Arthralgia, myalgia (<1%); kekakuan otot |
Efek samping serius seperti kejang, hiperreaktivitas bronkus, sampai distres pernapasan dapat ditemukan pada <1% populasi anak usia 11–25 bulan pasca pemberian vaksin hepatitis A.[26]
Interaksi Obat
Vaksin hepatitis A sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan obat kemoterapi dan kortikosteroid sistemik karena dapat menurunkan respon pembentukan antibodi. Jika harus diberikan bersamaan dengan kemoterapi dan kortikosteroid sistemik, disarankan untuk dilakukan pemeriksaan kadar antibodi hepatitis A.[27]
Pemberian bersamaan dengan imunoglobulin masih dapat dipertimbangkan dengan syarat penyuntikannya dilakukan dengan spuit yang berbeda dan di lokasi yang berbeda.[9,24]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja