Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin Hepatitis A
Penggunaan vaksin hepatitis A pada kehamilan disarankan untuk ibu hamil yang berisiko terinfeksi. Pemberian vaksin pada ibu menyusui sejauh ini dilaporkan aman dan bukan merupakan kontraindikasi.
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan FDA, vaksin hepatitis A termasuk dalam kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Sedangkan berdasarkan TGA, vaksin hepatitis A dalam bentuk kombinasi masuk dalam kategori B2. Artinya, obat telah dikonsumsi oleh sedikit wanita hamil dan wanita usia reproduktif, tanpa menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya lain secara langsung maupun tidak langsung. Studi pada hewan juga tidak adekuat atau bahkan kurang, tetapi data yang ada tidak menunjukkan adanya peningkatan risiko pada fetus.[6]
Sebuah studi yang yang menilai risiko vaksin hepatitis A dan vaksin human papillomavirus terhadap kehamilan menemukan bahwa tidak ada bukti yang mendukung risiko keguguran pada wanita yang mendapatkan vaksin hepatitis A sebelum konsepsi.[28]
Selain itu, dari sistem pelaporan Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) tahun 1996–2013, ditemukan adanya laporan aborsi spontan setelah vaksin hepatitis A.[29]
Akan tetapi belum dapat dipastikan apakah kedua hal tersebut berhubungan. Masih dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mengeksplorasi keamanan vaksin hepatitis A pada ibu hamil.
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Menyusui bukan merupakan kontraindikasi pemberian vaksin hepatitis A. Sampai saat ini belum ditemukan adanya laporan efek samping pada bayi yang mendapat ASI dari ibu yang menerima vaksin hepatitis A. Kadar antibodi hepatitis A di ASI maupun pada bayi juga belum diteliti lebih lanjut.[7,30,31]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja