Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Hepatitis B
Efek samping vaksin hepatitis B biasanya ringan dan bersifat lokal, misalnya pegal atau nyeri pada lokasi injeksi. Interaksi vaksin hepatitis B dengan obat tertentu dapat menurunkan efikasi imunisasi, misalnya jika digunakan bersama dengan imunomodulator.[3,7]
Efek Samping
Vaksin hepatitis B adalah vaksin yang aman dan jarang menimbulkan efek samping. Sebagian besar individu yang diberikan vaksinasi hanya mengalami efek samping minimal, seperti rasa pegal, nyeri, kaku, kemerahan, atau bengkak di sekitar lokasi injeksi selama 1–2 hari.
Efek samping yang berat dapat berupa reaksi alergi dan anafilaksis. Gejala hipersensitivitas ini dapat diawali dengan timbulnya kelainan kulit seperti urtikaria, eritema multiforme, ekimosis, atau eritema nodosum. Gejala dari sistem organ lain akan menyertai. Berikut adalah efek samping lain vaksin hepatitis B yang dapat ditemukan:
- Lokal: indurasi, ekimosis, pruritus
- Sistem saraf: nyeri kepala, pusing, somnolens, parestesia, kesemutan
- Metabolik: penurunan nafsu makan
- Psikiatri: iritabilitas, agitasi, insomnia
- Respiratori: faringitis, infeksi saluran pernapasan akut, rhinitis, batuk, pilek
- Muskuloskeletal: arthralgia, nyeri punggung, mialgia, kaku di lengan, bahu, atau leher
- Gastrointestinal: nyeri abdomen, konstipasi, diare, mual, muntah
- Hematologi: limfadenopati
- Dermatologi: eritema, petekie, pruritus, ruam, berkeringat, urtikaria
- Lainnya: hipotensi, uveitis, disuria, lelah, demam, menggigil, gejala seperti flu, berkeringat, nyeri telinga[3,5,7,9,10]
Interaksi Obat
Pemberian vaksin hepatitis B dengan vaksin lain disarankan dilakukan di lokasi injeksi yang berbeda. Pemberian imunoglobulin hepatitis B bersamaan dengan vaksin hepatitis B di lokasi injeksi yang sama dapat menurunkan efektivitas vaksin. Sampai saat ini efek samping yang serius apabila digunakan dengan obat lain belum dilaporkan.[1-3,10]
Deucravacitinib, kortikosteroid, ocrelizumab, siponimod, dan ofatumumab dapat menurunkan konsentrasi vaksin hepatitis B dan mengganggu efikasi vaksin.[3,7,9,20,21]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani