Formulasi Vaksin Hepatitis B
Formulasi vaksin hepatitis B adalah dalam bentuk cairan untuk injeksi. Vaksin ini tersedia dalam bentuk rekombinan dan derivat plasma. Vaksin hepatitis B yang beredar luas adalah vaksin rekombinan, seperti Engerix-B ®, Heplisav-B®, dan Recombivax HB®.
Vaksin hepatitis B diproduksi dalam 2 cara, yakni berasal dari plasmin diambil dari serum penderita hepatitis B yang dimurnikan, dan rekombinasi DNA yang mengkode subtipe adw dari hepatitis B surface antigen (HbsAg) dengan sel ragi.[6,10-13]
Bentuk Sediaan
Vaksin hepatitis B tersedia dalam dua jenis, yaitu vaksin derivat plasma dan vaksin rekombinan. Vaksin derivat plasma dibuat setelah melalui proses purifikasi, kemudian partikel dibawa oleh alumunium fosfat atau alumunium hidroksida sebagai adjuvan. Preservatif yang digunakan adalah thimerosal, namun juga sudah ada sediaan yang tidak mengandung thimerosal.
Vaksin rekombinan disintesis di dalam sel ragi menjadi partikel HbsAg bentuk sferikal yang bersifat imunogenik. Bahan ajuvan dan pengawet yang digunakan sama seperti vaksin derivat plasma.
Di Indonesia, ada beberapa merk vaksin hepatitis B yang tersedia, misalnya Engerix B®, Euvax B®, Hb-Vax II®, HB Vax T Free®, Hepavax-Gene®, dan Tritanrix-Hb®. Sediaan vaksin hepatitis B ada dalam bentuk kekuatan 10 µg/0,5 mL untuk anak dan dosis 20 µg/mL untuk dewasa.
Selain itu, vaksin hepatitis B juga tersedia dalam bentuk kombinasi dengan vaksin difteri, tetanus toxoids, vaksin pertusis, vaksin polio, vaksin influenza, vaksin Hemophilus influenzae Tipe B, dan vaksin hepatitis A.[7,9,10,14-16]
Cara Penggunaan
Vaksin hepatitis B diberikan melalui injeksi intramuskuler. Lokasi penyuntikkan yang disarankan adalah otot deltoid untuk orang dewasa dan anak, atau di paha bagian anterolateral untuk neonatus dan bayi.
Penyuntikan secara subkutan juga dapat dilakukan jika terdapat kontraindikasi untuk penyuntikkan intramuskuler. Sebagai contoh, pada pasien dengan kelainan pembekuan darah, injeksi subkutan lebih disarankan dibandingkan injeksi intramuskuler karena injeksi intramuskuler memiliki risiko hematom yang lebih tinggi.
Lokasi injeksi di gluteus tidak disarankan. Daerah gluteus memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dibandingkan lokasi injeksi yang lain, sehingga konsentrasi vaksin yang mencapai otot akan berkurang. Selain itu, injeksi pada gluteus berisiko mencederai nervus skiatik.
Tata cara melakukan injeksi vaksin hepatitis B adalah:
- Siapkan vaksin, periksa kondisi sediaan dan tanggal kadaluarsa
- Gunakan jarum yang sesuai, yaitu cutting needle ukuran 23G atau 25G
- Lakukan prosedur antiseptik pada lokasi injeksi
- Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa suntikan tidak masuk ke pembuluh darah. Jika ditemukan darah saat aspirasi, gunakan vaksin dan jarum yang baru serta lakukan penyuntikan di lokasi yang lain
- Lakukan injeksi intramuskuler atau subkutan[2,3,7,9,10,14]
Cara Penyimpanan
Vaksin hepatitis B disimpan pada lemari pendingin pada suhu 2-8°C dengan tetap memperhatikan suhu penyimpanan secara berkala (cold chain). Vaksin tidak boleh dibekukan karena akan merusak zat yang ada di dalamnya, segera buang bila ada vaksin yang beku.[3,7,9,17]
Kombinasi dengan Obat lain
Vaksin hepatitis B sering dikombinasikan dengan vaksin lain. Pemerintah menggunakan sediaan kombinasi vaksin hepatitis B dengan DPT (difteri, pertusis, dan tetanus), IPV (inactivated polio vaccine), dan HiB (Haemophilus influenzae B). Untuk orang dewasa, sediaan hepatitis B sering dikombinasikan dengan hepatitis A.[5,6,16]
Vaksin Hepatitis B dengan Vaksin Hepatitis A
Vaksin hepatitis B 20 µg dengan vaksin hepatitis A 720 ELISA unit dalam 1 ml suspensi digunakan untuk dewasa. Penyuntikan dilakukan pada bulan ke-0, 1, dan 6. Selain itu, dapat juga diterapkan akselerasi dosis dengan rangkaian penyuntikan pada hari ke-0, 7, dan antara 21-30 hari yang dilanjutkan dengan booster pada bulan ke-4 dan 12 setelah penyuntikan dosis akselerasi terakhir.[10,18]
Kombinasi Vaksin Hepatitis B dengan Beberapa Vaksin
Kombinasi vaksin hepatitis B dengan beberapa vaksin (DTaP-IPV-HB-Hib) dalam 0,5 ml suspensi yang terdiri dari:
Diphtheria Toxoid + 20 IU,
Tetanus Toxoid + 40 IU,
Bordetella pertussis antigens (Pertussis Toxoid 25 µg, Filamentous Haemagglutinin 25 µg),
Poliovirus (Type 1 40 D antigen units, Type 2 8 D antigen units, Type 3 32 D antigen units)
Hepatitis B surface antigen 10 µg,
Haemophilus influenzae type b 12 µg
- Terkonjugasi dengan protein tetanus 22-26 µg[10,19]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani