Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Rotavirus
Efek samping pemberian vaksin rotavirus yang paling sering ditemukan adalah demam, iritabilitas, penurunan nafsu makan, batuk, dan hidung berair. Efek samping intususepsi jarang ditemukan. Vaksin rotavirus memiliki interaksi dengan obat-obat kemoterapi, kortikosteroid dosis tinggi, imunoglobulin, dan interferon.[22-24]
Efek Samping
Walaupun diberikan peroral, risiko anafilaksis tetap dapat ditemukan tetapi sangat jarang terjadi. Efek samping yang dapat ditemukan:
- Gastrointestinal: diare (24,1%); muntah (15,2%); flatulens, nyeri perut (1 – 10%); hematokezia, gastroenteritis (0,1 – 1%); intususepsi, peningkatan pergerakan usus (< 0,1%)
- Respiratori: batuk, hidung berair (31%); nasofaringitis, bronkospasme (1 – 10%); bronkiolitis, pneumonia (0,1 – 1%); apneu (< 0,1%)
- Psikiatri: iritabilitas (52%)
- Kulit: dermatitis (0,1 – 1%); urtikaria, ruam, eksim, dermatitis atopik (< 0,1%); angioedema
- Metabolik: penurunan nafsu makan (25%); dehidrasi (< 0,1%)
- Sistem saraf: kejang, episode hipotonik-hiporesponsif, sinkop (< 0,1%)
- Kardiovaskular: penyakit Kawasaki (<0,1%)
- Hematologi: immune trombositopenia purpura
- Genitourinari: infeksi saluran kemih (0,1-1%)
- Lainnya : demam (28%), otitis media (14,5%), kematian (0,1-1%)[22]
Efek samping intususepsi jarang ditemukan pada pasien yang diberikan vaksin rotavirus pada usia yang sesuai dengan rekomendasi. Walaupun kejadian intususepsi pernah dilaporkan pasca pemberian vaksin rotavirus, angka ini tidak bermakna secara statistik.[17,25]
Interaksi Obat
Vaksin rotavirus memiliki beberapa interaksi dengan obat-obatan lain, terutama obat-obat yang mensupresi sistem imun, seperti kemoterapi dan kortikosteroid dosis tinggi. Selama pasien masih menggunakan obat tersebut, pemberian vaksin rotavirus tidak dianjurkan.[23,24]
Kondisi imunosupresi ini dapat meningkatkan risiko infeksi dari virus hidup yang dimasukkan, serta menurunkan respon imun terhadap vaksin. Vaksin dapat diberikan minimal 1 bulan setelah pemberian kortikosteroid dosis tinggi dihentikan atau 3 bulan setelah rangkaian obat-obat kemoterapi dihentikan.[23,24]
Pemberian vaksin rotavirus bersamaan dengan imunoglobulin lain, seperti imunoglobulin tetanus, sitomegalovirus, hepatitis B, dan rabies juga dapat menurunkan respon imun tubuh terhadap virus. Vaksin rotavirus dapat diberikan 3 bulan setelah pemberian imunoglobulin.[4,5]
Pemberian vaksin rotavirus dengan interferon gamma tidak dianjurkan, karena berpotensi menimbulkan amplifikasi respon imun.[4,5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini