Farmakologi Vaksin Rotavirus
Farmakologi vaksin rotavirus adalah memicu respon imun tanpa menyebabkan penyakit. Vaksin rotavirus saat ini terdiri dari 2 jenis, yaitu vaksin monovalen (RV1) yang mengandung virus yang dilemahkan dan vaksin pentavalen (RV5) yang mengandung virus hidup. Vaksin ini dinilai memiliki imunogenitas yang tinggi sehingga dapat membentuk respon imun yang adekuat.[4,8,9]
Farmakodinamik
Virus di dalam vaksin akan bereplikasi di usus dan berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh pasien untuk menghasilkan kekebalan. Setelah diberikan vaksin, pasien memiliki proteksi terhadap serotipe rotavirus sesuai yang ada pada vaksin untuk kasus gastroenteritis dan terhadap semua jenis serotipe untuk penyakit yang lebih berat.[8-10]
Infeksi rotavirus merupakan penyebab utama diare dengan dehidrasi berat, terutama pada anak usia <5 tahun.[3]
Studi terhadap vaksin RV1 di Meksiko dan Brazil menunjukkan adanya penurunan angka kematian akibat diare pada bayi dan anak yang lebih muda setelah pemberian vaksin rotavirus. Penelitian di Meksiko menunjukkan bahwa penurunan paling tinggi ditemukan pada kelompok usia di bawah 11 bulan dengan reduksi relatif 41%. Sementara studi di Brazil juga menunjukkan hal serupa dengan penurunan angka kematian akibat diare paling tinggi ditemukan pada kelompok usia di bawah 2 tahun (22–28%).[11,12]
Efikasi vaksin sampai saat ini telah dinilai sampai tahun ketiga pemberian vaksin. Pada vaksin RV5, efikasi terhadap penyakit berat adalah 98%. Penurunan angka rawat inap akibat infeksi rotavirus masih ditemukan hingga tahun ketiga pascavaksinasi.[10,13]
Sementara itu, efikasi terhadap vaksin RV1 juga berada di atas 70%. Studi di Amerika Latin menunjukkan efikasi sebesar 83%. Studi di Eropa menunjukkan angka efikasi yang lebih tinggi, yaitu 96%. Sebuah studi kontrol acak di 3 negara berpenghasilan tinggi di Asia menunjukkan bahwa efikasi vaksin terhadap penyakit berat yang disebabkan oleh rotavirus adalah 100% sampai tahun ketiga kehidupan.[14-16]
Farmakokinetik
Data mengenai farmakokinetik dari vaksin rotavirus masih belum ditemukan.[4,5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini