Panduan E-Prescription Trikomoniasis
Panduan berikut diharapkan dapat membantu dokter untuk mendiagnosis dan memberikan penanganan yang tepat pada kasus trikomoniasis.
Tanda dan Gejala
Trikomoniasis dapat bersifat asimtomatik atau simtomatik. Selain itu, tanda dan gejala juga dapat dibedakan pada pasien wanita dan pria.[1,2]
Pasien Wanita
Pada wanita, gejala trikomoniasis yang dapat muncul antara lain duh vagina yang tipis, berbusa, purulen kekuningan/kehijauan, atau berdarah, vagina berbau amis, dispareunia, perdarahan pasca koitus, gejala infeksi saluran kemih, nyeri abdomen bawah/nyeri panggul, serta rasa gatal, eritema, panas, dan perih di vulvovagina.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klasik strawberry cervix, edema dan eritema vulvovagina, nyeri tekan abdomen bawah, serta duh vagina yang tipis, berbusa, berbau, dan purulen kekuningan/kehijauan.[1,2,3]
Pasien Pria
Pada pria, gejala trikomoniasis yang dapat muncul antara lain duh dari penis yang purulen atau mukoid, disuria, poliuria, urin keruh, rasa panas/terbakar saat urinasi/ejakulasi, gatal dan nyeri uretra/penis, nyeri testis, dan nyeri abdomen bawah. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan duh pada penis.[1,2,3,6]
Peringatan
Metronidazole dapat menembus plasenta, namun data menunjukkan bahwa metronidazole tidak beresiko terhadap perkembangan janin, juga tidak ada laporan adanya efek teratogenik maupun mutagenik pada infant.[4]
Tinidazole dan secnidazole tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.[2]
Pada pasien dengan reaksi hipersensitivitas yang dimediasi IgE terhadap antimikroba golongan 5-nitroimidazole, perlu dilakukan desensitisasi metronidazole dan dikonsulkan ke spesialis.[4]
Gel metronidazole tidak direkomendasikan karena memiliki efikasi yang rendah dibandingkan metronidazole oral, serta tidak dapat mencapai kadar terapeutik obat dalam uretra maupun kelenjar perivagina.[1,4]
Medikamentosa
Trikomoniasis diterapi dengan obat oral golongan 5-nitroimidazole dengan pilihan utama metronidazole. Metronidazole dapat diberikan 500 mg, dua kali sehari selama 7 hari, atau 2 gr sebagai dosis tunggal.
Terapi dosis tunggal lebih direkomendasikan untuk trikomoniasis pada pria, sedangkan terapi selama 1 minggu lebih direkomendasikan untuk terapi trikomoniasis pada wanita, terutama wanita dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV).
Jika metronidazole tidak tersedia/tidak memungkinkan untuk diberikan, dapat diberikan terapi alternatif lain yaitu tinidazole/secnidazole oral 2 gram dosis tunggal. Terapi alternatif dapat digunakan baik pada pria maupun wanita.[1,2,4]
Pemberian pada Ibu Hamil dan Menyusui
Rekomendasi terapi trikomoniasis untuk ibu hamil adalah metronidazole 500 mg dua kali sehari selama 7 hari. Rekomendasi terapi trikomoniasis untuk ibu menyusui adalah metronidazole 400 mg tiga kali sehari selama 7 hari.[1,2]