Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Sjogren
Edukasi dan promosi kesehatan yang perlu diketahui pasien dengan sindrom Sjogren terutama untuk menghindari segala hal yang dapat memperberat keluhan, contohnya pemakaian obat-obatan yang dapat menurunkan produksi kelenjar eksokrin. Pasien juga perlu diedukasi mengenai pentingnya menjaga kondisi kebersihan oral dengan pemberian fluoride serta dukungan berhenti merokok.
Edukasi
Edukasi yang penting untuk diberikan bagi pasien sindrom Sjogren antara lain terkait penggunaan pembersih mulut mengandung fluoride secara teratur. Kondisi hiposaliva akan meningkatkan risiko karies dan stomatitis rekuren, namun risiko ini dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan mulut secara rutin. Pasien juga perlu menghindari produk mengandung sukrosa, minuman berkarbonasi, jus, kopi dan alkohol karena dapat meningkatkan risiko karies.[5,13]
Selain itu, sampaikan pada pasien bahwa hidrasi yang cukup merupakan salah satu cara efektif dalam mencegah kekeringan mulut dan tidak membutuhkan biaya besar. Meminum air dalam jumlah sedikit secara berkala dilaporkan sebagai metode efektif untuk tatalaksana xerostomia.
Pasien juga harus dapat mengenali dan menghindari obat yang dapat memperparah manifestasi klinis. Obat-obatan yang perlu dihindari atau digunakan secara hati-hati antara lain golongan antikolinergik seperti ipratropium dan scopolamine; antihistamin seperti fexofenadine dan loratadine; diuretik seperti furosemide; serta antidepresan trisiklik seperti amitriptyline.
Peningkatan antibodi pada sindrom Sjogren telah dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung bawaan. Sarankan pasien untuk menggunakan kontrasepsi atau melakukan konseling sebelum memulai program hamil.[5]
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan yang dapat dianjurkan bagi pasien sindrom Sjogren adalah anjuran untuk mengunjungi dokter gigi secara rutin. Pasien yang merokok juga dianjurkan untuk menjalani program berhenti merokok.
Karena penggunaan imunosupresan pada sindrom Sjogren dapat meningkatkan risiko infeksi, pasien sebaiknya disarankan untuk melakukan imunisasi seoptimal mungkin sebelum tata laksana dimuai. Apabila terapi imunosupresan sudah dimulai, ingatkan pasien untuk berhati-hati untuk tidak melakukan vaksinasi dahulu.
Pasien perlu diedukasi untuk berhenti merokok, karena merokok dapat mengeksaserbasi gejala mulut dan mata kering serta meningkatkan risiko komplikasi oral lain seperti karies gigi.[2,13]