Diagnosis Priapismus
Diagnosis priapismus dapat ditegakkan secara klinis dengan menganamnesis durasi ereksi, ada tidaknya stimulasi seksual, ada tidaknya nyeri, dan trauma. Pemeriksaan penunjang untuk menentukan jenis priapismus yang dialami (iskemik atau noniskemik) dan untuk mencari etiologi juga diperlukan. Pemeriksaan gas darah penis, pemeriksaan darah lengkap, toksikologi urine, dan ultrasonografi Doppler dupleks penis dapat dilakukan bila perlu.[2]
Anamnesis
Hal yang penting ditanyakan pada pasien dengan priapismus adalah durasi ereksi, ada tidaknya nyeri, riwayat penyakit yang mungkin menjadi etiologi priapismus, riwayat episode priapismus sebelumnya, riwayat pembedahan atau injeksi di area penis, dan riwayat trauma. Dokter juga perlu menanyakan fungsi ereksi pasien sebelum priapismus dan riwayat konsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan priapismus.[6]
Priapismus iskemik biasanya disertai dengan nyeri, sifatnya akut, dan tidak disebabkan oleh trauma. Pasien priapismus iskemik sering kali memiliki riwayat penggunaan obat tertentu atau riwayat penyakit seperti sickle cell anemia, thalassemia, emboli lemak, cedera spinal, dan keganasan. Di lain sisi, priapismus noniskemik biasanya bersifat kronis, rekuren, dan tidak nyeri. Priapismus iskemik sering disebabkan oleh trauma seperti saddle injury dan umumnya tidak disebabkan oleh obat-obatan.[6]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada priapismus meliputi inspeksi dan palpasi penis untuk menilai rigiditas, pulsasi, dan nyeri. Pada priapismus iskemik, kondisi yang ditemukan adalah kekakuan penis, nyeri pada palpasi, dan korpus iskemik yang dikonfirmasi dengan darah yang hitam saat aspirasi. Tidak ada tanda trauma pada priapismus iskemik.
Apabila tidak ditemukan nyeri, korpus tidak tampak iskemik, ada bukti trauma, atau ada pulsasi yang terpalpasi, maka kecurigaan mengarah kepada priapismus noniskemik. Tanda trauma dapat ditemukan pada pemeriksaan abdomen, perineum, dan rektal.
Apabila dicurigai ada lesi atau cedera spinal, lakukan pemeriksaan neurologi lengkap. Pada anak kecil, tanda Piesis yang positif mengindikasikan priapismus noniskemik. Pemeriksaan tanda Piesis dilakukan dengan cara menekan perineum pasien. Tanda Piesis dikatakan positif bila penis berhenti ereksi saat perineum ditekan dan kembali ereksi saat tekanan dihentikan.[3,5,6,8]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding priapismus dapat berupa penyakit Peyronie. Pada penyakit ini, penis menunjukkan pembengkokan tunika albuginea yang menyebabkan kurvatura abnormal saat ereksi. Palpasi penis dapat menunjukkan plak fibrosis pada batang penis dan pemeriksaan USG dapat menunjukkan kalsifikasi plak.[9]
Selain penyakit Peyronie, tidak banyak diagnosis banding priapismus yang lain karena priapismus umumnya dapat didiagnosis secara akurat dari manifestasi klinisnya. Akan tetapi, dokter juga perlu mempertimbangkan kemungkinan lain seperti ereksi normal karena stimulasi seksual atau malfungsi implan penis.[6]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada priapismus bertujuan untuk membantu membedakan priapismus iskemik dan noniskemik, karena kedua kondisi ini akan membutuhkan tata laksana yang berbeda. Selain itu, pemeriksaan penunjang juga bertujuan untuk mencari penyakit atau kondisi dasar yang mungkin menyebabkan priapismus.
Pemeriksaan Gas Darah Penis
Analisis gas darah penis dilakukan dengan mengaspirasi darah dari korpus kavernosus. Hasil pemeriksaan gas darah pada kasus priapismus iskemik umumnya menunjukkan pH <7,0 dan pO2 <30 mmHg, serta pCO2 >60 mmHg. Selain itu biasanya tampak ada asidosis metabolik. Pada priapismus noniskemik, hasil analisis gas darah penis tampak normal, yakni pH berkisar antara 7,4, pO2 >90 mmHg, dan pCO2 <40 mmHg.[5]
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk menemukan anemia, leukositosis, atau trombositosis. Hal ini dikarenakan priapismus dapat disebabkan oleh anemia, leukemia, maupun trombosis. Apabila terdapat kecurigaan anemia sickle cell, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan hitung retikulosit dan hemoglobin S.[5,6]
Toksikologi Urine dan Skrining Obat Psikoaktif
Pemeriksaan toksikologi urine dan skrining obat psikoaktif dapat dilakukan karena priapismus mungkin disebabkan oleh penggunaan obat tertentu, misalnya haloperidol atau obat rekreasional seperti kokain.[6]
Pencitraan Radiologi
Pemeriksaan radiologi bertujuan untuk membantu diagnosis dan melihat perkembangan terapi yang telah dilakukan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi USG Doppler dupleks penis, magnetic resonance imaging (MRI), atau angiografi penis.
Pemeriksaan USG dupleks penis dapat mengevaluasi aliran darah intrakorporeal untuk membedakan priapismus iskemik dan noniskemik. Pada kasus priapismus iskemik, aliran darah tampak minimal atau tidak ada sama sekali dalam korpus. USG pada priapismus noniskemik dapat mengidentifikasi fistula dan gangguan anatomi lain seperti pseudoaneurisma. Pemeriksaan USG ini lebih baik dilakukan sebelum intervensi.[6,10]
MRI dilakukan untuk memeriksa viabilitas otot polos pada priapismus serta mendeteksi kelainan seperti keganasan dan trombosis kavernosa. Angiografi penis dapat dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi fistula yang terlihat dari USG. Fistula tersebut kemudian dapat ditutup dengan embolisasi.[6,10]