Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Diastasis Recti general_alomedika 2022-05-30T14:32:30+07:00 2022-05-30T14:32:30+07:00
Diastasis Recti
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Diastasis Recti

Oleh :
dr.Putra Rizki Sp.KO
Share To Social Media:

Edukasi pasien dan promosi kesehatan diastasis recti (DR) memiliki peran penting untuk mengontrol kecemasan dan ekspektasi yang muncul pada pasien. Karena paling sering terjadi pada wanita hamil, edukasi pada pasien yang baik akan mempersiapkan pasien mengenai perubahan tubuh yang dapat terjadi selama kehamilan dan pasca melahirkan.

Edukasi Pasien

Pasien perlu mengetahui bahwa diastasis recti ini merupakan kelainan anatomis pada penampakan perut yang biasanya terjadi pada ibu hamil. Namun, diastasis recti dapat mengalami resolusi sendiri dalam waktu 6 minggu hingga 3 bulan post-partum.[5]

Bila diastasis recti terjadi pada pasien, pasien harus menghindari gerakan abdomen yang ekstrim yang dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen. Latihan fisik pasien perlu didampingi oleh tenaga profesional/pelatih yang berpengalaman karena ada larangan untuk gerakan tertentu.[14]

Pelatih bisa menyusun program latihan dan  memastikan pasien melakukan gerakan dengan benar dan latihan tersebut bisa ditingkatkan untuk mendapatkan perkembangan.[14]

Gerakan tertentu akan memperburuk diastasis recti, sehingga perlu dihindari saat latihan fisik dan aktivitas sehari-hari. Aktivitas fisik pasca lahiran atau elama masa nifas memerlukan beberapa modifikasi, yaitu:

  • Hindari mengangkat barang yang lebih berat dari bayi
  • Saat bangun tidur ubah posisi menyamping dan gunakan lengan untuk mendorong diri
  • Hindari latihan yang meningkatkan tekanan intra-abdominal (seperti crunch dan sit-up)[8]

Elastic belly bands sebagai alat pengikat bisa digunakan untuk membantu menahan perut dan menopang punggung bagian bawah. Namun, penggunaan band tidak dapat menyembuhkan diastasis recti dan tidak akan memperkuat otot core. Alat ini lebih digunakan untuk melatih tubuh dalam melakukan postur yang baik.[8]

Pembedahan jarang dilakukan untuk memperbaiki diastasis recti. Penyedia layanan kesehatan biasanya akan merekomendasikan terapi dan latihan fisik untuk membantu perbaikan diastasis recti sebelum mengusulkan tindakan bedah. Pembedahan dilakukan pada kasus dengan hernia atau indikasi estetika.[8]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan diastasis recti dapat dilakukan dengan penguatan otot core. Karena paling sering terjadi pada wanita hamil, maka program penguatan otot core sebelum hamil menjadi sangat penting. Selain itu, pengendalian berat badan juga diperlukan mengingat obesitas merupakan salah faktor risiko terjadinya diastasis recti.[2,3]

Latihan fisik harus mencakup otot dasar panggul dan otot oblik, beberapa contoh latihan yang bisa dilakukan adalah draw-in while on knees and hands, draw-in while prone, half plank, side plank.[3]

Hindari latihan fisik apapun yang membuat perut menonjol atau yang menyebabkan punggung tegang. Latihan perut yang tidak cocok saat sudah terjadinya diastasis recti antara lain sit-up, straight leg raise, gerakan pilates "the100-an", dan aktivitas rotasi batang tubuh. Jika kelemahan otot core tidak diperbaiki komplikasi nyeri pinggang akan lebih mudah terjadi.[3]

Diastasis recti dapat menyebabkan hernia umbilikal sehingga semenjak terdiagnosis diastasis recti, konsultasi tatalaksana harus segera dilakukan. Jika melakukan latihan fisik untuk memperbaiki diastasis recti, maka setidaknya harus dilakukan evaluasi rutin setiap 4 minggu dengan pengukuran IRD menggunakan kaliper ataupun ultrasonografi (USG) abdomen.[15]

Referensi

2. Cavalli M, Aiolfi A, Bruni PG, Manfredini L, Lombardo F, Bonfanti MT, et al. Prevalence and risk factors for diastasis recti abdominis: a review and proposal of a new anatomical variation. Hernia. 2021;25(4):883–90.
3. Carlstedt A, Bringman S, Egberth M, Emanuelsson P, Olsson A, Petersson U, et al. Management of diastasis of the rectus abdominis muscles: recommendations for Swedish national guidelines. Scand J Surg SJS Off organ Finnish Surg Soc Scand Surg Soc. 2021;110(3):452–9.
5. Hall H, Sanjaghsaz H. Diastasis Recti Rehabilitation. In Treasure Island (FL); 2022.
8. Michalska A, Rokita W, Wolder D, Pogorzelska J, Kaczmarczyk K. Diastasis recti abdominis - a review of treatment methods. Ginekol Pol. 2018;89(2):97–101.
14. Nahabedian MY. Management Strategies for Diastasis Recti. Semin Plast Surg. 2018;32(3):147–54.

Prognosis Diastasis Recti
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.