Etiologi Diastasis Recti
Etiologi diastasis recti (DR) berkaitan erat dengan peningkatan tekanan intra-abdominal, terutama pada perempuan setelah kehamilan. Setiap peningkatan tekanan pada linea alba yang menyebabkan peregangan dapat mengakibatkan pelebaran jarak antar otot rektus. Sebagian besar ahli telah menyepakati bahwa jarak interektus minimal yang dianggap sebagai diastasis adalah 2 cm.[7]
Etiologi
Diastasis recti paling umum terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan. Namun obesitas dan riwayat operasi abdomen seperti sectio caesarea dan laparotomi juga dapat menjadi penyebab diastasis recti.[3] Dalam sebuah studi pada 92 wanita dengan diastasis recti, pengukuran jarak interektus menunjukkan bahwa peregangan linea alba sekitar 5 cm pada 82% pasien dan dapat meluas hingga 6 cm pada 2% pasien. Jika terjadi diluar angka tersebut biasanya karena adanya atenuasi pada selubung rektus anterior.[8]
Pada studi USG abdomen yang membandingkan jarak interektus pada wanita nulipara dan wanita postpartum, wanita postpartum menunjukkan dua kali lipat jarak interektus dibandingkan wanita nulipara; pada wanita nulipara ditemukan jarak sekitar 0,5 hingga 1,0 cm sedangkan pada wanita postpartum sekitar 1,2 hingga 2,3 cm.[8]
Kekuatan otot juga dipengaruhi oleh kehamilan, dimana otot fleksor dan rotator core wanita nulipara dinilai 5/5, tetapi pada wanita post partum dapat menurun menjadi 4/5 sampai 6 bulan pasca melahirkan.[8]
Faktor Risiko
Beberapa kondisi berikut terbukti meningkatkan risiko terjadinya diastasis recti, yaitu: