Patofisiologi Diastasis Recti
Patofisiologi diastasis recti (DR) dimulai dari kelainan anatomi dinding abdomen, terutama pada linea alba dan otot rektus abdominis. Otot rektus abdominis mengapit linea alba secara vertikal pada permukaan dinding anterior abdomen.[1,6]
Anatomi dan Fungsi
Lapisan dinding abdomen berurutan dari lapisan paling superfisial adalah kulit, jaringan subkutan (termasuk fasia Scarpa), fasia rektus abdominis anterior, otot rektus abdominis, lemak preperitoneal, dan kemudian peritoneum parietal.[1,6]
Struktur pendukung dinding anterior abdomen meliputi linea alba, selubung rektus anterior, selubung rektus posterior, fasia oblikus eksterna, serta otot rektus abdominis dan oblik yang berpasangan.[1,6]
Garis tengah otot-otot abdomen superfisial adalah linea alba yang memisahkan otot-otot rektus abdominis. Linea alba adalah perpanjangan dari fasia rektus abdominis, yang terbentuk dari aponeurosis otot oblik eksternal, oblik internal, dan transversalis.[1]
Selubung rektus anterior dan linea alba terdiri dari serat kolagen yang tersusun dalam struktur yang terjalin. Lebar linea alba berkisar antara 11-21 mm pada level di atas umbilikus dan menjadi sekitar 2 mm pada level di bawah umbilikus.[1,6]
Ketebalan linea alba berkisar antara 900-1,200 µm di atas umbilikus dan 1,700-2,400 µm di bawah umbilikus. Ketebalan selubung rektus anterior sendiri berkisar antara 370-500 µm di atas umbilikus dan 500-700 µm di bawah umbilikus.[1,6]
Selubung rektus posterior sedikit lebih tebal dibandingkan selubung rektus anterior di atas umbilikus yaitu setebal 450-600 µm, tetapi lebih tipis pada level umbilikus hingga garis arkuata dengan ketebalan 250 hingga 100 µm.[1,6]
Suplai darah utama dinding abdomen anterior adalah arteri epigastrika inferior, yang merupakan cabang dari arteri iliaka eksternal. Terdapat pembuluh perforasi muskulokutaneus yang muncul dari arteri epigastrika inferior yang menyuplai jaringan yang lebih superfisial dari dinding abdomen, termasuk kulit.[1,6]
Lapisan dinding abdomen memiliki fungsi cukup penting, dimana fungsi utamanya meliputi:
- Melindungi organ dalam abdomen yang bersifat fleksibel
- Mempertahankan posisi anatomi organ perut
- Melindungi organ intra abdomen dari trauma dan cedera
- Membantu meningkatkan tekanan intra-abdomen dalam proses batuk atau mengejan
- Membantu proses pernapasan[17]
Kontraksi otot rektus abdominis menghasilkan fleksi batang tubuh, otot-otot ini juga berfungsi dalam menstabilkan panggul dan mengendalikan posisi netral panggul, dan mencegah kelainan pada posisi panggul. Kontraksi otot rektus abdominis juga berfungsi menekan visera abdomen dan berkontribusi pada proses ekspirasi khususnya ekspirasi paksa.[17]
Peritoneum merupakan membran serosa yang melapisi rongga perut yang berasal dari mesoderm. Peritoneum berfungsi untuk menopang organ-organ abdomen dan merupakan tempat untuk lewatnya saraf, pembuluh darah, dan limfatik.[18]
Meskipun tipis, peritoneum terdiri dari 2 lapisan dengan ruang potensial diantaranya. Lapisan luar peritoneum adalah peritoneum parietal, yang menempel pada dinding perut dan panggul. Lapisan dalam peritoneum adalah lapisan viseral yang membungkus organ-organ internal yang terletak di dalam ruang intraperitoneal.[18]
Patofisiologi
Ada beberapa teori mengenai patofisiologi yang menyebabkan diastasis recti. Namun teori yang paling populer adalah mengenai kelemahan linea alba dan otot abdomen anterior secara keseluruhan.
Diastasis recti dapat bersifat kongenital, dimana sering ditemukan pada bayi prematur. Selain itu, diastasis recti juga ditemukan pada pasien dengan obesitas atau berat badan bertambah dan kehamilan.[1]
Pada diastasis recti yang didapat (acquired) seperti kehamilan, terjadi peningkatan tekanan intra-abdominal dan peregangan otot yang sangat ekstrim. Selama kehamilan rahim yang tumbuh berkembang meregangkan otot-otot rektus abdominis sehingga otot bertambah panjang dan melemah. Peregangan ini juga meningkatkan tekanan pada linea alba dan kemudian menyebabkan diastasis recti.[1]