Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Fibroma general_alomedika 2022-07-13T09:21:49+07:00 2022-07-13T09:21:49+07:00
Fibroma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Fibroma

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Fibroma adalah tumor jinak yang terdiri dari jaringan ikat atau fibrosa. Terdapat dua jenis fibroma yang paling sering ditemukan pada kulit yakni soft fibroma atau akrokordon dan hard fibroma atau yang dikenal dermatofibroma.[1,2]

Akrokordon atau dikenal dengan nama lain skin tag adalah tumor yang berukuran 2–3 mm, berwarna menyerupai warna kulit atau coklat muda, berbentuk kubah atau bertangkai dan paling sering muncul pada leher dan ketiak. Sedangkan dermatofibroma adalah tumor dengan ukuran 3-10 mm, berwarna cokelat keunguan, terkadang disertai nyeri tekan dan paling sering muncul pada bagian ekstremitas pada orang dewasa.[1,2]

Depositphotos_159984300_s-2019_compressed

Penyebab dari akrokordon proses penuaan, obesitas,  infeksi virus human papilloma  dan sindrom Birt-Hogg-Dubé (BHD). Penyebab lain akrokordon adalah ketidakseimbangan hormon seperti peningkatan hormon estrogen, progesteron dan growth hormone pada kasus akromegali) dan resistensi insulin pada diabetes melitus.[3-7]

Sedangkan pada dermatofibroma, penyebabnya masih belum diketahui, namun pada beberapa studi, dermatofibroma erat kaitannya dengan proses trauma pada kulit seperti akibat gigitan serangga, tato, pemeriksaan tuberkulin, atau infeksi kulit seperti folikulitis.[3-7]

Diagnosis fibroma dapat ditegakkan secara klinis, sementara pemeriksaan histopatologis merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan bila ada keraguan dalam diagnosis.[3,8]

Dalam hal penanganan penyakit, pada sebagian besar kasus baik pada akrokordon maupun dermatofibroma tidak membutuhkan terapi karena tidak menimbulkan gejala. Namun, apabila mengganggu secara kosmetik atau menimbulkan gejala, maka tata laksana yang dapat diberikan yakni dengan teknik pembedahan yakni eksisi tumor jinak kulit, cryotherapy, atau laser ablasi.[3,8]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. John M, Chirayath S, Paulson S. Multiple soft fibromas of the lid. Indian J Ophthalmol. 2015;63(3):262-4.
2. Shimizu H. Shimizu’s Textbook of Dermatology. 2nd ed. New Jersey: Wiley Blackwell. 2017.
3. Schwartz RA. Acrochordon. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1060373-overview#a4
4. Goyal A, Raina S, Kaushal SS, Mahajan V, Sharma NL. Pattern of cutaneous manifestations in diabetes mellitus. Indian J Dermatol. 2010; 55(1):39-41.
5. Lobato-Berezo A, Churruca-Grijelmo M, Martínez-Pérez M, Imbernón-Moya A, Vargas-Laguna ME, Fernández-Cogolludo E, et al. Dermatofibroma Arising within a Black Tattoo. Case Rep Dermatol Med. 2014; 745304.
6. Watanabe K, Fukuda H, Niiyama S, Oharasaki T, Mukai H. Multiple dermatofibromas subsequent to folliculitis. Eur J Dermatol. 2013; 23(6):890-1.
7. Nomura E, Yamamoto T. Photoletter to the editor: Fibrous histiocytoma developing at the site of tuberculin skin test. J Dermatol Case Rep. 2012; 6 (4):130-1.
8. Pierson JC. Dermatofibroma. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1056742-treatment

Patofisiologi Fibroma
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 12 November 2022, 22:08
Tumbuh benjolan kecil warna lebih gelap dari kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok!Izin bertanya. Saya menemukan pasien dengan keluhan tumbuh benjolan kecil warna lebih gelap dari kulit sejak +/- 1 bulan yang lalu. Tidak membesar....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.