Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Fibroma general_alomedika 2023-09-01T16:13:03+07:00 2023-09-01T16:13:03+07:00
Fibroma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Fibroma

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Etiologi fibroma berbeda berdasarkan dua jenis fibroma yaitu, akrokordon dan dermatofibroma. Dermatofibroma disebabkan oleh proses trauma pada kulit, sedangkan akrokordon disebabkan oleh banyak faktor, seperti obesitas dan hormon.[9,10]

Etiologi

Fibroma dibagi menjadi dua jenis yaitu akrokordon dan dermatofibroma. Akrokordon adalah soft fibroma, sedangkan dermatofibroma adalah hard fibroma. Akrokordon lebih sering dikenal sebagai skin tag.[3,8]

Akrokordon

Akrokordon telah diasosiasikan dengan kelainan lipid, diabetes mellitus tipe 2, penyakit kardiovaskular dan obesitas. Akrokorodon juga dapat ditemui pada pasien dengan kelainan genetik seperti sindroma Birt-Hogg-Dubé. Proses penuaan juga dipikirkan berhubungan dengan akrokordon karena meski dapat dialami pada usia remaja, penyakit ini paling sering ditemui pada usia lansia.[9]

Ketidakseimbangan hormon juga dapat berpotensi menyebabkan akrokordon, yakni peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama masa kehamilan, serta peningkatan hormon pertumbuhan pada kondisi akromegali.[9]

Infeksi human papillomavirus (HPV) tipe DNA 6/11 juga diduga berikatan dengan akrokordon.[9]

Dermatofibroma

Penyebab dari dermatofibroma hingga saat ini masih tidak diketahui secara pasti. Namun terdapat beberapa faktor yang dipercaya menjadi penyebab terjadinya dermatofibroma yakni akibat trauma minor, gigitan serangga, tato, tes tuberkulin kulit (Mantoux), infeksi virus, kista yang ruptur, atau folikulitis.[5-8]

Beberapa penyakit juga ditemukan berasosiasi dengan dermatofibroma, seperti infeksi HIV dan lupus yang terkait sistem imun. Penyakit keganasan seperti leukemia, cutaneous T-cell lymphoma, dan multiple myeloma juga diasosiasikan dengan dermatofibroma.[5-8]

Adapun penyakit lain yang juga diasosiasikan dengan dermatofibroma yaitu dermatomyositis, Grave’s disease, tiroiditis Hashimoto, myasthenia gravis, sindrom mielodisplastik, dermatitis atopik, Crohn’s disease, dan ulcerative colitis.[5-8]

Obat-obatan tertentu juga dilaporkan memiliki hubungan dengan dermatofibroma, seperti tenofovir, lamivudine, efavirenz, efalizumab, infliximab, dan imatinib.[8]

Faktor Risiko

Faktor risiko fibroma bergantung pada jenisnya yaitu akrokordon dan dermatofibroma. Pada akrokordon, faktor risiko meliputi banyak faktor sementara pada dermatofibroma, faktor risiko meliputi beberapa penyakit dan penggunaan obat-obat tertentu.

Faktor Risiko Akrokordon

Faktor risiko terjadinya akrokordon adalah:

  • Obesitas
  • Proses penuaan
  • Diabetes mellitus atau resistensi insulin

  • Ketidakseimbangan hormon pada saat hamil atau pada kondisi akromegali
  • Infeksi human papillomavirus (HPV)

  • Sindroma Birt-Hogg-Dubé (BHD)[9]

Faktor Risiko Dermatofibroma

Faktor risiko terjadinya dermatofibroma didasarkan pada penyakit atau penggunaan obat-obatan yang telah dilaporkan berhubungan dengan dermatofibroma. Berikut adalah penyakit-penyakit yang diasosiasikan dengan dermatofibroma:

  • Penyakit yang berhubungan dengan sistem imun: infeksi HIV, lupus

  • Keganasan: leukemia, cutaneous T-cell lymphoma, multiple myeloma

  • Penyakit lainnya: dermatomyositis, Grave’s disease, tiroiditis Hashimoto, myasthenia gravis, sindrom mielodisplastik, dermatitis atopik, Crohn’s disease, dan ulcerative colitis

Beberapa penggunaan obat-obatan terutama golongan antiretroviral dan agen kemoterapi diasosiasikan dengan risiko terjadinya dermatofibroma, seperti:

  • Obat antiretroviral seperti tenofovir, lamivudine, atau efavirenz

  • Efalizumab
  • Antitumor necrosis factor-alpha seperti infliximab

  • Imatinib[8]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

3. Schwartz RA. Acrochordon. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1060373-overview#a4
5. Lobato-Berezo A, Churruca-Grijelmo M, Martínez-Pérez M, Imbernón-Moya A, Vargas-Laguna ME, Fernández-Cogolludo E, et al. Dermatofibroma Arising within a Black Tattoo. Case Rep Dermatol Med. 2014; 745304.
6. Watanabe K, Fukuda H, Niiyama S, Oharasaki T, Mukai H. Multiple dermatofibromas subsequent to folliculitis. Eur J Dermatol. 2013; 23(6):890-1.
7. Nomura E, Yamamoto T. Photoletter to the editor: Fibrous histiocytoma developing at the site of tuberculin skin test. J Dermatol Case Rep. 2012; 6 (4):130-1.
8. Pierson JC. Dermatofibroma. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1056742-treatment
9. Rajput DA, Gedam JK, Bhalerao M. Unusual presentation of acrochordon. Indian J Dermatol. 2013; 24(5): 436-38.
10. González-Saldivar G, Rodríguez-Gutiérrez R, Ocampo-Candiani J, González-González JG, Gómez-Flores M. Skin Manifestations of Insulin Resistance: From a Biochemical Stance to a Clinical Diagnosis and Management. Dermatol Ther (Heidelb). 2016;7(1):37–51.

Patofisiologi Fibroma
Epidemiologi Fibroma
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 12 November 2022, 22:08
Tumbuh benjolan kecil warna lebih gelap dari kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok!Izin bertanya. Saya menemukan pasien dengan keluhan tumbuh benjolan kecil warna lebih gelap dari kulit sejak +/- 1 bulan yang lalu. Tidak membesar....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.