Penatalaksanaan Hernia Hiatus
Penatalaksanaan hernia hiatus dilakukan sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh Society of American Gastrointestinal and Endoscopic Surgeons (SAGES). Penatalaksanaan dilakukan dengan memperbaiki gejala penyakit refluks gastroesofageal menggunakan medikamentosa terlebih dahulu. Operasi diindikasikan untuk pasien hernia hiatus tipe 1 yang mengalami gastroesofageal reflux disease (GERD) dan pasien dengan hernia hiatus tipe 2-4 yang simtomatik. Operasi dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan sambungan gastroesofageal (gastroesophageal junction / GEJ) di infradiafragma. [9-10]
Pengobatan GERD
Pengobatan nonbedah untuk hernia hiatus diberikan ketika hernia menyebabkan terjadinya GERD. Tujuan pengobatan adalah pencegahan refluks isi lambung, perbaikan pembersihan asam lambung di esofagus, dan pengurangan produksi asam lambung.
Prinsip pengobatan GERD pada pasien sama dengan GERD yang terjadi tanpa adanya hernia hiatus, meliputi modifikasi gaya hidup, serta pemberian obat yang mensupresi asam, misalnya antasida, penghambat reseptor H-2 seperti ranitidin atau inhibitor pompa proton seperti omeprazole. Walau demikian, penggunaan jangka panjang inhibitor pompa proton diasosiasikan dengan risiko kanker, osteoporosis, dan dementia.[1]
Pembedahan
Tujuan pembedahan adalah mengangkat kantung hernia dan menutup hiatus esofagus yang tidak normal. Pasien dengan hernia hiatus tipe 1 tidak memerlukan pembedahan, kecuali jika pasien mengalami GERD yang gagal terapi walau telah mendapat pengobatan agresif dengan inhibitor pompa proton. Indikasi lain untuk pembedahan adalah pasien yang mengalami komplikasi GERD seperti asthma, pneumonia aspirasi berulang, batuk kronis.
Pada hernia hiatus paraesofageal (tipe 2-4), pembedahan diindikasikan pada seluruh pasien yang simtomatik. Pertimbangan pembedahan ini juga didasarkan pada lebih tingginya risiko hernia paraesofageal mengalami strangulasi yang meningkatkan risiko mortalitas pasien.
Laparotomi vs Laparoskopi
Operasi dapat dilakukan dengan pendekatan laparotomi terbuka atau laparoskopi. Pembedahan laparoskopi saat ini lebih sering digunakan. Tingkat keberhasilan operasi pada hernia hiatus adalah adanya perbaikan gejala pada 80-90% pasien. Operasi memperbaiki defek hernia secara laparoskopi merupakan teknik operasi pilihan yang dilakukan pada pasien hernia hiatus yang asimtomatik.[1]
Mesh dan Cruroplasty
Operasi dilakukan dengan cara menutup defek pada diafragma dengan mesh.Selain teknik menggunakan mesh, terdapat teknik lain berupa penjahitan primer crura diafragma untuk mempersempit defek hernia (cruroplasty). Pada suatu meta analisis yang membandingkan penggunaan mesh dibanding jahit primer cruroplasty untuk perbaikan hernia hiatus besar secara laparoskopi, dari 13 studi yang terdiri dari 1194 pasien menunjukkan kelebihan penggunaan mesh dibanding penjahitan primer cruroplasty, yaitu terdapat perbaikan gejala di sebagian besar studi dan dengan kemungkinan yang lebih kecil untuk kejadian hernia hiatus berulang. [13]
Teknik Operasi Repair Hernia
Beberapa teknik operasi repair hernia hiatus yang dilakukan adalah funduplikasi menurut Nissen, Toupet, Belsey, dan Hill. Pada funduplikasi menurut Nissen, fundus dilingkarkan 360 derajat pada sambungan gastroesofageal (gastroesophageal junction/GEJ). Hiatus pada diafragma juga ditutup. Prosedur Nissen memiliki kekurangan berupa risiko disfagia dan kembung setelah operasi.
Beberapa teknik dikembangkan untuk tujuan mengurangi komplikasi operasi akibat prosedur Nissen ini. Prosedur Toupet merupakan variasi sekaligus perbaikan dari prosedur Nissen dengan melingkarkan fundus 180 derajat pada GEJ dengan tujuan untuk mengurangi disfagiasetelah operasi.
Prosedur Belsey dilakukan dengan cara melingkarkan fundus 270 derajat pada GEJ dengan tujuan untuk mengurangi kejadian kembung setelah operasi. Prosedur ini juga dilanjutkan dengan aproksimasi crura diafragma kanan dan kiri. Sedangkan pada prosedur Hill, kardia gaster ditambatkan ke daerah abdomen posterior, seperti ligamentum arkuata medial. Teknik ini juga memiliki efek menambah sudut His dan dengan demikian memperkuat mekanisme antirefluks. Beberapa ahli bedah juga melakukan gastrostomi sementara untuk dekompresi lambung. [1,14,15]
Penanganan Komplikasi Operasi
Pasien hernia hiatus yang telah menjalani operasi berisiko mengalami komplikasi seperti mual muntah setelah operasi, disfagia, atau rekurensi hernia. Mual muntah perlu ditangani secara agresif sedangkan jika terjadi disfagia atau rekurensi, perlu dipertimbangkan untuk operasi ulang.[1]