Prognosis Hernia Hiatus
Prognosis hernia hiatus ditentukan oleh ada tidaknya komplikasi, baik komplikasi akibat hernia hiatus sendiri, maupun komplikasi akibat operasi.
Komplikasi
Komplikasi hernia hiatus dibedakan antara komplikasi akibat penyakit hernia hiatus sendiri dan komplikasi operasi.
Komplikasi akibat Hernia Hiatus
Komplikasi utama hernia hiatus adalah gastroesophageal reflux disease(GERD), serta risiko strangulasi pada hernia hiatus yang tidak dioperasi. Selain itu, terdapat juga risiko komplikasi terkait GERD, misalnya esofagitis, Barret esofagus, hingga kanker esofagus. [1]
Tanda dari strangulasi adalah muntah dan nyeri dada atau perut bagian atas secara mendadak. Kecurigaan akan strangulasi perlu mendapatkan terapi pembedahan segera, seperti pada volvulus dan perforasi gaster. Selain memperbaiki defek hiatus, perlu untuk repair area perforasi maupun volvulus. [1]
Barret esofagus merupakan kondisi yang berisiko progresif menjadi kanker esofagus. Barret esofagus terjadi pada 0,9-10% populasi. Ditandai dengan gejala GERD yang kronis dan diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi dan dilanjutkan biopsi.
Komplikasi Operasi
Dari 7,3% pasien yang dilakukan repair hernia hiatus, terdapat beberapa komplikasi. Komplikasi tersering dari 7,3% pasien yang menjalani operasi hernia hiatus adalah hernia hiatus yang rekuren/berulang (50%) dan disfagia (28.6%). Bila terjadi, maka diperlukan tindakan operasi redo untuk memperbaikinya. [16]
Prognosis
Hernia hiatus yang tidak ditangani memiliki risiko sekitar 5% untuk menjadi inkarserata, strangulata, hingga perforasi. Jika terjadi perforasi, risiko mortalitas akan meningkat.[1,5]
Operasi akan memperbaiki 80-90% gejala pasien dan umumnya dapat dipertahankan dalam jangka waktu 10 tahun. Tingkat mortalitas operasi sangat rendah, sekitar 2%. [1,5]