Patofisiologi Hernia Hiatus
Patofisiologi terbentuknya hernia hiatus adalah multifaktorial. Semua teori yang ada menyatakan bahwa terjadi migrasi atau perpindahan sambungan gastroesofageal (gastroesophageal junction/GEJ) ke dalam kavum toraks oleh berbagai mekanisme atau sebab. Tiga teori yang populer adalah sebagai berikut:
- Adanya peningkatan tekanan intraabdominal yang mendorong sambungan GEJ ke dalam cavum toraks
- Terjadinya pemendekan esofagus karena fibrosis sehingga memindahkan GEJ ke dalam kavum toraks
- Kelainan kolagen tipe 3 alpha 1 yang menyebabkan pelebaran hiatus diafragma sehingga GEJ bermigrasi ke dalam kavum toraks [2]
Patofisiologi Gejala Hernia Hiatus
Gejala yang terjadi pada hernia hiatus muncul karena adanya gangguan mekanisme barier refluks asam lambung. Dua mekanisme barier refluks yang terganggu akibat hernia hiatus adalah perubahan bentuk sudut His dan pemanjangan episode relaksasi sfingter esofagus bawah.
Perubahan Bentuk Sudut His
Sudut His adalah sudut yang terbentuk antara kardia gaster dan esofagus distal. Sudut His berfungsi sebagai flap di persimpangan gastroesofageal dan membantu mencegah refluks isi lambung ke esofagus. Gangguan bentuk sudut ini akan memudahkan asam lambung naik ke esofagus.
Pemanjangan Episode Relaksasi Sfingter Esofagus Bawah
Episode relaksasi sfingter esofagus bawah yang lebih lama terutama pada waktu malam hari sering dianggap sebagai faktor risiko terjadinya hernia hiatus. Hal ini meningkatkan waktu kontak asam lambung dengan mukosa esofagus yang merupakan predisposisi esofagitis dan komplikasi yang terkait dengan hernia hiatus. [1]