Epidemiologi Hernia Inguinalis
Data epidemiologi menunjukkan bahwa hernia inguinalis lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan wanita. Insidensi hernia inguinalis paling banyak ditemukan pada 2 kelompok usia, yaitu sekitar 5 tahun, dan di atas 70 tahun. Hernia inguinalis adalah hernia pada dinding abdomen yang paling sering ditemukan.[3,8]
Global
Hernia pada dinding abdomen dilaporkan memiliki prevalensi 1,7% pada seluruh kelompok usia, dan sebesar 4% pada usia di atas 45 tahun. Hernia inguinalis merupakan hernia tersering pada dinding abdomen, dan dilaporkan sebesar 75% dari seluruh hernia dinding abdomen.
Insidensi hernia inguinalis dilaporkan meningkat seiring bertambahnya usia. Insidensi hernia indirek pada anak-anak mencapai 4,5%, dan lebih sering terjadi pada tahun pertama kehidupan. Hernia indirek lebih sering terjadi pada bayi prematur, dibandingkan bayi cukup bulan. Hernia direk lebih sering ditemukan pada pasien lanjut usia, dan berkaitan dengan melemahnya dinding abdomen, serta penipisan fascia.
Sebagian besar kasus hernia inguinalis terjadi unilateral, hanya 20% kasus terjadi bilateral. Sisi kanan inguinal dilaporkan 2 kali lebih sering terkena dibanding sisi kiri.[7,8,15]
Indonesia
Data nasional angka kejadian hernia inguinalis di Indonesia belum diketahui.
Mortalitas
Pada operasi gawat darurat hernia inguinalis, terjadi peningkatan mortalitas sebanyak 10–20 kali, dibandingkan operasi elektif. Secara khusus, tindakan herniorafi gawat darurat dihubungkan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas. Pada operasi hernia elektif, tingkat mortalitas tidak lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.
Hernia strangulasi dapat menyebabkan terjadinya obstruksi usus. Jika terjadi hernia strangulasi, risiko mortalitas dilaporkan meningkat sebesar 6–9 kali pada operasi repair emergency. Operasi hernia juga berisiko menyebabkan infeksi dan perlengketan intraabdominal.[7,12]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra