Etiologi Hernia Inguinalis
Etiologi dari hernia indirek erat kaitannya dengan kelainan embriologi inguinal dan penurunan testis. Sehingga hernia indirek tergolong hernia kongenital, meski dengan onset usia beragam. Pada hernia indirek etiologi tonjolan hernia adalah prosesus vaginalis yang gagal menutup.
Kondisi lain yang menimbulkan peningkatan tekanan intraabdomen juga berkontribusi pada pembentukan hernia, antara lain pada kehamilan, batuk kronis, dan mengejan saat berkemih atau defekasi.
Pada hernia direk, proses patologi terjadi akibat dinding abdomen, secara khusus fascia transversalis, yang melemah. Hal ini diperkirakan akibat kelainan metabolisme kolagen. Ditemukan peningkatan kolagen tipe III, yaitu serabut yang tipis, dan penurunan kolagen tipe I, yaitu serabut yang tebal. Hal ini menyebabkan matriks kolagen pada dinding abdomen melemah, sehingga individu seperti ini lebih rentan mengalami hernia inguinalis.[3,6,8]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya hernia inguinalis dapat dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa usia dan jenis kelamin, serta kelainan anatomis, misalnya kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Contoh faktor eksternal adanya pekerjaan dengan beban fisik yang besar.
Faktor Risiko Internal
Faktor risiko terjadinya hernia inguinalis primer adalah jenis kelamin laki-laki, usia yang lebih tua, prosesus vaginalis menetap, gangguan jaringan ikat, dan indeks massa tubuh (IMT) yang rendah. Peningkatan tekanan intraabdomen, misalnya akibat batuk kronis, mengejan akibat konstipasi, asites, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) juga menjadi faktor risiko timbulnya hernia.
Usia yang lebih tua dan IMT rendah meningkatkan risiko dibutuhkannya pembedahan untuk hernia medialis dan lateralis. Namun, IMT tinggi juga menyebabkan peningkatan tekanan intraabdominal, sehingga berisiko menyebabkan kekambuhan hernia
Riwayat keluarga dengan hernia inguinalis, pasien dengan riwayat hernia pada sisi kontralateral, serta riwayat prostatektomi juga merupakan faktor risiko internal terjadinya hernia.[3,7,8,12]
Faktor Risiko Eksternal
Peningkatan tekanan intraabdominal merupakan faktor risiko hernia lateralis yang diperantarai oleh prosesus vaginalis yang menetap. Tekanan intraabdominal dapat meningkat akibat batuk, meloncat, muntah, maupun stress kumulatif akibat aktivitas sehari-hari.[6,13]
Peningkatan tindakan pembedahan hernia ditemukan akibat paparan kumulatif terhadap mengangkat beban berat setiap hari dan berdiri atau berjalan dalam waktu lama. Mengurangi durasi berdiri atau berjalan menjadi kurang dari 4 jam per hari dapat menurunkan kebutuhan pembedahan sebanyak 30%.[6,13]
Tinjauan sistematis dan metaanalisis oleh Kuijer, et al. pada tahun 2020 menilai faktor risiko hernia inguinalis terkait pekerjaan. Studi tersebut menemukan pada pekerja laki-laki, berdiri atau berjalan lebih dari 6 jam setiap hari selama jam kerja, atau mengangkat beban lebih dari 4000 kg setiap hari selama jam kerja, dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia inguinalis.[14]
Pada hernia medialis, stress kumulatif akibat kegiatan sehari-hari ditemukan tidak berhubungan dengan defek pada dinding abdomen dan bukan merupakan faktor risiko.[3,6]
Batuk kronis, merokok, diabetes, dan malnutrisi berkaitan dengan peningkatan rekurensi hernia. Hal tersebut diperkirakan akibat penurunan sintesis serta peningkatan degradasi kolagen pada dinding abdomen.[6,8]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra