Prognosis Hernia Inguinalis
Prognosis hernia inguinalis dilaporkan memiliki mortalitas sekitar 10% pada kasus strangulasi dengan operasi emergency. Namun, jika diagnosis dini dan tata laksana dilakukan secara tepat, prognosis hernia inguinalis tergolong baik.[7,8]
Komplikasi
Komplikasi hernia inguinalis adalah terjadinya strangulasi yang dapat menyebabkan obstruksi usus, iskemia usus, dan ileus obstruktif. Jika tidak ditangani dengan baik, perforasi usus dan peritonitis dapat terjadi. Dibutuhkan tindakan bedah segera pada kasus hernia strangulasi.
Komplikasi pasca pembedahan hernia inguinalis dilaporkan rendah, hanya sekitar 10% pada operasi hernia elektif. Komplikasi paling sering dilaporkan pada repair hernia adalah hematom, yang meliputi seroma, hematoma, retensi urin, dan infeksi bekas luka operasi.[7,8]
Nyeri Kronis
Komplikasi jangka panjang yang paling sering terjadi adalah nyeri kronis, yang terjadi pada 5–12% kasus setelah repair. Nyeri tersebut dilaporkan berkaitan dengan iritasi serabut saraf, inflamasi kronis, kontraksi mesh, dan osteitis pubis.[12,13]
Teknik repair hernia juga memengaruhi kejadian nyeri kronis. Pada tahun 2022, studi oleh Shah, et al. membandingkan Total Extraperitoneal Procedure (TEP) laparoskopik dengan teknik operasi terbuka Lichtenstein tension-free mesh repair (LMR), dan mendapatkan kejadian nyeri kronis lebih tinggi pada kelompok LMR.[23]
Rekurensi Hernia
Selain itu, rekurensi hernia juga dapat terjadi, biasanya dalam 6–12 bulan setelah repair. Tingkat rekurensi pascaoperasi dengan mesh lebih rendah, yaitu hanya 3–5%, dibandingkan dengan penjahitan, yang dapat mencapai 10–15%. Faktor-faktor yang memengaruhi rekurensi, antara lain ukuran mesh yang tidak tepat, tarikan berlebihan saat pemasangan mesh, ada bagian hernia yang terlewat diperbaiki, dan iskemia jaringan.
Komorbiditas, seperti merokok, pemakan steroid, diabetes, malnutrisi, dan batuk kronis, juga dapat meningkatkan risiko rekurensi. Jika dibutuhkan pembedahan ulang, biasa dilakukan dengan laparoskopi, Hal ini bertujuan mengurangi terbentuknya jaringan parut, dan mencegah cedera pada persarafan.[7,8,12]
Prognosis
Secara umum prognosis hernia inguinalis baik, jika dilakukan diagnosis dini dan tata laksana yang tepat. Hernia inguinalis reponibilis memiliki risiko menjadi inkarserata yang dapat menyebabkan obstruksi usus maupun strangulasi. Namun, strangulasi pada hernia inguinalis dilaporkan sangat jarang, tidak seperti pada hernia femoralis dimana strangulasi lebih sering dilaporkan.
Usia tua, durasi memiliki hernia yang lama, serta inkarserata merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan komplikasi akut pasca pembedahan.[4,7,8]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra